Angka Stunting di Surabaya Tersisa 255 Anak

Angka Stunting di Surabaya Tersisa 255 Anak

Acara Rembuk Stunting 2024 di Graha Sawunggaling Komplek Gedung Pemkot Surabaya.-Alfin-

SURABAYA, MEMORANDUM - Pada Rembuk Stunting 2024 yang diadakan di Graha Sawunggaling Komplek Gedung Pemkot SURABAYA, Rabu 6 Maret 2024, disampaikan bahwa angka Stunting di SURABAYA kini tersisa 255 anak. Hal ini menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Wali Kota SURABAYA Eri Cahyadi menjelaskan bahwa 255 anak yang masih Stunting tersebut memiliki penyakit bawaan seperti Hidrosefalus. Oleh karena itu, pemkot akan fokus pada penyembuhan penyakit bawaan mereka terlebih dahulu sebelum intervensi gizi.

"255 anak ini memang penyembuhannya agak sulit kaerna dia memiliki penyakit bawaan, seperti Hidrosefalus dan penyakit bawaan lainnya,” kata Wali Kota Eri seusai acara rembuk Stunting.

Selain mereka memiliki penyakit bawaan, ternyata mereka ini bukan asli SURABAYA, namun sudah masuk ke SURABAYA dan sudah ber-KTP SURABAYA, sehingga tidak boleh tidak harus diberikan intervensi juga. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan anak Stunting yang tersisa itu, pemkot akan menyembuhkan penyakitnya dulu atau minimal dieliminir dampak-dampaknya. Setelah itu, baru bisa bergerak menuju berat badannya dan tinggi badannya bisa dinaikkan.

BACA JUGA:Atasi Stunting dengan 3 Tips Gizi Seimbang Ini

“Sebenarnya sulit kalau sudah ada penyakit bawaan seperti jantung, tapi nanti kita akan berusaha untuk meng-eliminir penyakit bawaannya dulu supaya tidak berdampak sangat besar, sehingga nanti berat badannya dan tinggi badannya bisa diupayakan naik,” katanya.

Di samping itu, untuk menjaga kondisi anak-anak yang sudah keluar dari stunting dan supaya tidak ada penambahan stunting lagi, maka pihaknya melakukan pencegahan dan penanganan dari hulu hingga hilir. Salah satunya dengan memberikan zat besi kepada anak-anak perempuan yang sudah menstruasi.

“Jadi, kita berharap tidak ada lagi penambahan kasusnya supaya kita bisa berkonsentrasi kepada 255 anak yang masih stunting,” ujarnya.

Wali Kota Eri juga menjelaskan bahwa pada akhir tahun lalu, ada 30 kelurahan dan 3 puskesmas yang sudah zero stunting. Kemudian pada hari ini ada tambahan 17 kelurahan dan 2 puskesmas yang nol kasus. Alhasil, 17 lurah dan 2 kepala puskesmas itu diberikan penghargaan oleh Wali Kota Eri.

BACA JUGA:Pola Pencegahan dan Penanganan Kasus Stunting di Surabaya

“Jadi, total sudah ada 47 kelurahan dan 5 puskesmas yang zero stunting. Kelurahan yang lain ayo kerja terus. Kita turun dengan niatan ibadah untuk menurunkan angka stunting. Saya yakin perjuangan teman-teman tidak akan pernah sia-sia,” pungkasnya.(alf)

Sumber: