Program Jatim Berkah Khofifah-Emil Jaga Harmoni Sosial dan Alam

Program Jatim Berkah Khofifah-Emil Jaga Harmoni Sosial dan Alam

Surabaya, Memorandum.co.id - Salah satu bakti dalam program Nawa Bhakti Satya yang dirancang Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak adalah Jatim Berkah. Program tersebut diharapkan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, inovatif, terbuka, dan partisipatoris guna memperkuat demokrasi kewargaan untuk menghadirkan ruang sosial yang menghargai prinsip kebhinekaan. Terdapat lima fokus utama yang menjadi target suksesnya Jatim Berkah. Yaitu Vocational Training, Pengembangan Shelter, Menjaga Harmoni Sosial dan Alam dengan Melestarikan Budaya, Membangun Karakter Pemuda, serta Perluasan Tunjangan Kehormatan Hafiz dan Hafizah. Program Vocational Training dan Pengembangan Shelter, Pemprov Jatim sangat peduli terhadap pelindungan para pekerja migran, baik sebelum, selama, dan setelah purna kerja. Melalui program “Nawa Bakti Satya”, bentuk komitmen perlindungan tersebut diamanatkan dalam 'Program Jatim Berkah’. Yakni melalui program vocational training pasca kepulangan pekerja migran Indonesia (PMI) dan pengembangan shelter sebagai pusat konsultasi dan pendampingan problem keluarga PMI. Kedua program tersebut bertujuan untuk mendukung Misi Gubernur Jawa Timur mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan sosial, terutama bagi kelompok masyarakat rentan. Selama Tahun 2019, jumlah penempatan PMI asal Jawa Timur yang tercatat di Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) sebanyak 68.740 orang. Dimana 31,26%, mereka berangkat dari embarkasi Juanda. Komposisi PMI yang bekerja selama 2019, di sektor formal tercatat 37,66% dan pekerja migran perempuan sebanyak 74.83%. Data UPT P2TK Disnakertrans Prov Jatim berdasarkan kepulangan PMI di Bandara Juanda sebanyak 36.569 orang pada 2019. Bentuk aktivitas perlindungan pekerja migran Indonesia oleh Pemerintah Jawa Timur meliputi perlindungan dari aspek informasi ketika bekerja ke luar negeri secara aman dan prosedural melalui Sarana Informasi dan Pelayanan Terpadu Pekerja Migran Indonesia (simPADU-PMI) mencapai 351 orang dan 19.621 orang pengunjung online. Selain itu dilakukan perlindungan aspek legalitas dan birokrasi dokumen penempatan melalui Layanan Terpadu Satu Atap Pekerja Migran Indonesia (LTSA-PMI) sebanyak 82.276 orang. Lalu layanan counter kepulangan pekerja migran di Bandara Juanda sebanyak 36.569 orang. Di samping itu juga memfasilitasi PMI bermasalah sebanyak 11 kali mediasi, 16 orang PMI sakit dan 66 kali pengantaran jenazah PMI. Berbagai upaya yang dilakukan Pemprov Jatim tersebut membuahkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Agustus 2019. Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2019 sebanyak 21,50 juta orang, naik 199 ribu orang dibanding Agustus 2018. Kemudian dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 6,72 ribu orang, sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 3,92% pada Agustus 2019. Selain itu, penduduk yang bekerja sebanyak 20,66 juta orang, bertambah sekitar 206 ribu orang dari Agustus 2018. Sementara rencana 2020 sendiri, program vocational training berjalan sukses. Pemprov Jatim melakukan berbagai program pengembangan shelter PMI yang dibangun Disnakertrans dengan target sasaran sebanyak 200 orang PMI bermasalah dan fasilitasi counter kepulangan PMI di Bandara Juanda sebanyak 42.000 orang. Guna menjaga harmoni sosial dan alam dengan melestarikan budaya, Pemprov Jawa Timur telah melakukan berbagai upaya, di antaranya adalah dialog antar budaya dan penguatan harmoni sosial (seni, seniman, dan budayawan), serta menginventaris data budaya dan kearifan lokal, serta mendukung Festival Desa. Tahun lalu, Pemprov Jatim melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim menggelar berbagai workshop yang mengundang para seniman, budayawan, praktisi, serta masyarakat guna memperkuat harmoni sosial dan budaya di Jatim. Di antaranya adalah workshop Tayub, seni pertunjukan kawasan selatan dan utara, seni pertunjukan parade (Jatim Specta), dan workshop seni pertunjukan agraris, dan manajemen seni pertunjukan. Selain itu, juga perkembangan penetapan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) juga terus bertambah. Adapun WBTB adalah budaya yang tidak dapat dipegang, seperti konsep dan teknologi, dan sifatnya dapat berlalu dan hilang dalam waktu seiring perkembangan zaman. Misalnya bahasa, musik, tari, upacara, serta berbagai perilaku terstruktur lain. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, pada 2019 terdapat 20 WBTB asal Jatim yang telah ditetapkan. Meningkat cukup banyak jika dibandingkan pada 2018 yang hanya delapan WBTB. Pada 2020, Pemprov Jawa Timur menargetkan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada 2019 akan dilanjutkan. Baik dialog budaya, workshop, dan penetapan WBTB. Membangun Karakter Pemuda, serta Perluasan Tunjangan Kehormatan Hafiz dan Hafizah. Sejak awal kepemimpinannya, Gubernur Khofifah telah mencanangkan program untuk membangun karakter pemuda yang diilhami oleh nilai-nilai agama, budaya lokal, toleransi, serta mendorong kesalehan sosial, dan revolusi mental. Karena itu, Gubernur Khofifah mewujudkan programnya dengan memberikan tunjangan kehormatan kepada empat ribu penghafal Alquran, atau huffadz di Jatim.(*)

Sumber: