Dijodohkan Wanita Karier Lulusan S2 Universitas Amerika
Yuli Setyo Budi, Surabaya Kenyataan-kenyataan hidup yang dihadapi Juniar diterima dengan ikhlas. Apa pun yang terjadi, terjadilah. Demikian pula sikap tidak mengenakkan keluarga suami ketika Juniar kembali melahirkan bayi perempuan. Yang ditakutkan Juniar hanya satu: suaminya menikah lagi. Jangankan empat atau tiga, diduakan saja rasanya sudah seperti ditimpa bumi dan seisinya. “Harapanku hanya itu. Jangan sampai terjadi seperti leluhur Mas Jupri,” kata Juniar. Namun apa mau dikata, pasca-Juniar melahirkan anak perempuannya yang kedua, Komaroh memaksa Jupri menikah lagi. Calonnya diserahkan kepada Jupri sendiri untuk memilih. Terserah kalau Jupri menyerahkan hak pilihnya kepada Juniar. Artinya, Juniar yang memilihkan istri kedua untuk Jupri. Atau, kalau Jupri dan Juniar tidak memanfaatkan hak tersebut, Komaroh yang bakal turun tangan. Mereka yang mencarikan jodoh untuk Jupri. “Terang-terangan aku menentang kehendak mereka. Biarlah aku yang mundur. Aku rela dikeluarkan dari silsilah keluarga mereka. Termasuk anak-anak,” kata Juniar, yang menambahkan bahwa dia di kantor pengacara ini untuk berkonsultasi cara mengajukan gugatan cerai. Dengan kemampuan yang dimiliki, Juniar yakin bakal bisa membesarkan kedua anaknya menjadi orang-orang yang sukses. Juniar bersemangat untuk mewujudkan impian itu juga demi membuktikan kepada keluarga mertua. Juniar mengaku kecewa terhadap suaminya yang pada ending-nya bertekuk lutut kepada ibunya yang memaksa Jupri menikahi perempuan pilihan dia. Wanita karier jebolan S2 unversitas di Amerika. Demi karier, wanita tersebut rela tidak menikah hingga usianya berkepala empat. Prawan tuwo, istilah Komaroh ketika mempromosikan perempuan tersebut kepada Jupri dan Juniar. “Tapi, jujur saja aku meragukan keperawanan dia. Masuk akalkah serang wanita di tengah kehidupan bebas di Amerika sana sanggup mempertahankan kesuciannya hingga umur segitu? Kalau dia hidup di sini, di negara kita ini, aku masih yakin,” tandas Juniar. Salah satunya kerena pertimbangan itu, Juniar tidak menerimakan kehadiran wanita berpendidikan Amerika tadi. Jangankan seperti itu, perempuan jebolan pondok pesantren saja tidak akan diterimakan Juniar sebagai madunya. Juniar pernah menyampaikan keberatan itu kepada Jupri. Juniar bahkan nekat mengajak suaminya tersebut mengundurkan diri dari kerajaan bisnis keluarga dan hidup mandiri. Tapi, apa jawaban Jupri? Lelaki yang tidak pernah marah tersebut mengaku tidak akan membantah perintah orang tua. Terutama ibu. Apa pun yang terjadi, kata ibu adalah pilihan yang terbaik. Komaroh memang selalu ditaati Jupri dan saudaranya, Nia, terutama sejak ayahnya meninggal setahun lalu karena terserang stroke. Terjadi pendarahan di batang otak hingga pengusaha properti itu koma selama dua bulan lebih. Kedua pihak, keluarga Jupri vs wanita lulusan Amerika tadi, sudah sepakat bakal bertemu untuk membicarakan kelanjutan hubungan putra-putri mereka. “Sebelum itu aku sudah harus berpisah dari Mas Jupri,” tekad Juniar. Tiba-tiba HP Juniar berdering. Dari anaknya. Dia mengabarkan bahwa neneknya, Komaroh, mendadak mengeluhkan sakit pada dadanya. Saat ini sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. “Mama segera menyusul ke sana (Juniar menyebutkan nama rumah sakit, red),” kata Juniar via HP dalam genggaman tangan kirinya. Perempuan bermata tajam ini lantas bergerak menuju mobil di halaman. Tapi belum sampai ke mobil, HP-nya kembali berdering. “Ya, ada apa?” tanyanya. Juniar berdialog cukup lama dengan orang di seberang telepon. “Ya, Mama langsung pulang,” katanya. Juniar menjelaskan ibu mertuanya meninggal sebelum sampai di rumah sakit. Dokter pribadi yang menemani Komaroh di mobil menjelaskan bahwa pasiennya kena serangan jantung. (habis)
Sumber: