Kurang Promosi dan Perhatian, Pasar Nostalgia Sepi Pengunjung

Kurang Promosi dan Perhatian, Pasar Nostalgia Sepi Pengunjung

Suasana di dalam Pasar Nostalgia lantai 2.--

SURABAYA, MEMORANDUM-Surabaya memiliki pasar yang khusus menjajakan barang-barang antik atau lawas. Lokasinya berada di kawasan Pasar Surya Bratang yang diberi nama Pasar Nostalgia. Namun sayang, kini kondisinya sepi pengunjung. Bahkan banyak kios yang tutup dan dijual.

Pantauan Memorandum, Jumat, 23 Februari 2024, pasar yang dibuka sejak 2017 silam ini tampak sepi. Hanya ada 2-3 pengunjung. Sedangkan toko yang buka ada sekitar 9 biji. Padahal lantai 2 Pasar Nostalgia memiliki puluhan stan.

"Lagi nyari baju dan sepatu bekas yang bergaya retro," kata Suherman, salah satu pengunjung Pasar Nostalgia.

BACA JUGA:Revitalisasi Pasar Simo Ditargetkan Rampung Mei

Seperti diketahui, Pasar Nostalgia merupakan hasil relokasi lapak barang antik yang sebelumnya berlokasi di Jalan Bodri (kawasan Jalan Patmosusastro). Tepatnya berdekatan dengan lapangan Thor atau Gelora Pancasila.

BACA JUGA:Penataan Wisata Kota Tua dari Kawasan Kya-Kya hingga Ampel Terus Dikebut

Pada awalnya pasar ini cukup padat dan ramai didatangi oleh para pemburu harta karun maupun pengunjung yang sekadar jalan-jalan. Namun lambat laun sepi berkurang peminatnya. Terlebih pasca pandemi Covid-19.

Selain itu, Pasar Nostalgia juga berangsur kumuh. Terkesan kurang mendapat perawatan dari pemerintah. Pedagang dan warga pun berharap pemkot mempercantik bangunan pasar serta memberikan dukungan promosi.

"Padahal warga Surabaya itu memiliki minat yang tinggi terhadap barang antik dan kuno. Ada pasarnya. Mungkin apabila tempat ini dipercantik lagi dan tidak dibiarkan kumuh, warga banyak yang datang ke sini. Juga tentunya pedagang semakin nyaman melapak," saran Suherman.

Sementara itu, Amir Bustomi, penyedia barang antik perabotan rumah tangga tersebut menyebut, sepinya pasar dan minimnya pembeli yang datang membuat sebagian besar pedagang memperluas pasar dengan menjual daring (online melalui marketplace atau media social).

“Akhirnya kita juga jualan online supaya bisa tetap survive. Nios hanya digunakan untuk penyimpanan barang,” katanya.

Tidak hanya itu, ada kalanya pedagang juga harus menjajakan barang antik door to door. Sebab apabila mengandalkan dari kios sulit dengan kondisi sekarang. Pasar Nostalgia dinilainya sudah berbeda, pengunjung yang datang tidak sebanyak dulu lagi.

"Bus pariwisata yang membawa turis mancanegara untuk berkunjung ke pasar ini sudah tidak ada, kebanyakan pengujung lokal yang sekadar melihat-lihat dan mahasiswa yang melakukan penelitian,” jelas Amir. (bin)

Sumber: