Derita Warga Desa Kedungrukem, Benjeng, Gresik 30 Tahun Jadi Korban Langganan Banjir

Derita Warga Desa Kedungrukem, Benjeng, Gresik 30 Tahun Jadi Korban Langganan Banjir

Kondisi banjir di Dusun Ngablak, Desa Kedungrukem, Kecamatan Benjeng, Gresik. --

GRESIK, MEMORANDUM-Guyuran hujan yang terjadi beberapa hari terakhir di Kabupaten Gresik berdampak tergenangnya sejumlah wilayah. Salah satunya di Dusun Ngablak, Desa Kedung Rukem Kecamatan Benjeng misalnya.

Sejak tadi pagi, Senin 19 Februari 2024, di dusun itu sudah tergenang air setinggi lebih dari 60 sentimeter atau setinggi pinggang orang dewasa. Bahkan, hingga sore ini, air tak kunjung surut.

BACA JUGA:Ini Daftar Wilayah Gresik yang Terendam Banjir

Sanusi, Ketua RT 15, Dusun Ngablak, Desa Kedungrukem, Benjeng, Gresik menyebut, jika banjir mulai menggenang sejak pukul 06.00. Mendengar kabar air mulai naik, ia dan ratusan warga lantas menyelamatkan harta benda dan kendaraan ke lokasi lain.

BACA JUGA:Ini Daftar Wilayah Gresik yang Terendam Banjir

"Saya tadi dengar kabar banjir pukul 06.00. Dari informasi itu, kami dan warga lain pun langsung memindahkan motor dan benda lain ke rumah warga yang tak tergenang air di pinggir jalan raya," kata Sanusi ketika ditemui di lokasi Senin 19 Februari 2024.

Sanusi menyebut, banjir yang terjadi saat ini, membuat 200 rumah warga terendam dan 50 lebih terdampak. Selain tumah, ada fasilitas umum (fasum) yang terendam air antaralain, tiga musalah dan satu masjid.

"Rumah terendam itu ada 200an. Dan yang terdampak 50 rumah. Totalnya 250 rumah terendam. Fasilitas umum itu tiga musalah dan satu masjid dan sekolah," imbuh dia.

Selain itu, lanjut Sanusi, banjir berdampak pada proses pertanian di sekitar dusun itu. Jika ditotal, ada 50 hektar lahan pertanian yang terancam gagal panen pasca musim tanam beberapa pekan lalu.

"Total 50 hektar tambak dan sawah yang terdampak. Kemungkinan (gagal panen). Kemarin baru saja musim tanam tidak ada hujan. Nah saat padi mulai berisi muncul banjir. Alamat tak bisa panen," tandas dia.

Sanusi mengaku tak kaget dengan banjir yang menimpa kampungnya. Sebab, sejak 30 tahun lalu, banjir seperti menjadi tamu langganan di dusun kelahirannya ini. Tiap satu tahun, banjir terjadi hingga 7 kali.

"Wah ini sudah sejak saya kecil mas. Dulu pernah satu tahun 7 kali. Bahkan pernah itu pada musim hujan, satu minggu empat kali (banjir). Sudah langganan," tutup dia.(fdn)

Sumber: