Mati Rasa, Berikut Ini Penyebab dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Ilustrasi mati rasa--
SURABAYA, MEMORANDUM - Mati rasa adalah kondisi ketika bagian tubuh tertentu tidak dapat merasakan rangsangan apa pun, baik dalam bentuk sentuhan, getaran, maupun paparan suhu dingin atau panas pada kulit.
Mati rasa dapat disebabkan oleh berbagai hal. Kondisi ini dapat dikatakan tidak berbahaya bila disebabkan adanya tekanan di bagian tubuh tertentu dalam jangka waktu lama, sehingga aliran darah ke bagian tubuh berkurang.
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan mati rasa:
- Diabetes
- Kekurangan vitamin B
- Penyalahgunaan alkohol
- Masalah tulang belakang, seperti hernia nukleus pulposus dan cedera tulang belakang
- Penyakit saraf, seperti mielitis transversa dan ensefalitis
- Carpal tunnel syndrome, yang menyebabkan tangan dan jari mati rasa, kesemutan, serta nyeri
- Herpes zoster
- Kerusakan otak, misalnya pada stroke, epilepsi, dan aneurisma otak
- Tumor yang menekan otak atau saraf
- Paparan suhu yang terlalu dingin (frostbite)
- Kusta
- Sifilis
- Efek samping pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan radioterapi
- Keracunan zat kimia tertentu, misalnya zat logam berat
- Kerusakan organ tubuh, seperti gagal ginjal atau gagal hati
- Multiple sclerosis, yaitu penyakit autoimun yang berpotensi melumpuhkan otak dan sumsum tulang belakang
- Penyakit Lyme, yaitu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi dan disebarkan melalui gigitan kutu yang terinfeksi bakteri tersebut
- Vaskulitis, yaitu peradangan pada pembuluh darah
Gejala Mati Rasa yang Perlu Diwaspadai:
- Linglung
- Sulit berbicara
- Pusing
- Kejang otot
- Sakit kepala hebat yang datang tiba-tiba
- Sulit menahan buang air kecil dan buang air besar
- Kelumpuhan atau tidak bisa bergerak
- Kehilangan kesadaran
- Mati rasa muncul setelah mengalami cedera kepala atau cedera tulang belakang
- Mati rasa pada kaki yang memburuk ketika berjalan
Bila Anda mengalami mati rasa yang disertai gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan CT scan atau MRI, terlebih bila Anda pernah mengalami cedera kepala, dicurigai ada tumor pada otak, atau diduga mengalami stroke.
Sumber: