Ibnu Shobir: Tarik Peredaran Buku Tema 7 Kelas 5 SD/MI

Ibnu Shobir: Tarik Peredaran Buku Tema 7 Kelas 5 SD/MI

Surabaya, Memorandum.co.id - Mendengar aduan masyarakat terkait beredarnya buku tema 7 kelas 5 SD/MI konten halaman 44 menyebutkan kalimat Nadhatul Ulama (NU) ini membuat DPRD Surabaya meradang. Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Ibnu Shobir meminta buku tema 7 berjudul 'Peristiwa Dalam Kehidupan yang digunakan siswa/siswi kelas 5 SD/MI di Kota Surabaya untuk segera ditarik dari peredaran. "Saya belum ngecek, karena masih di Jakarta. Kalau konten itu benar adanya sangat menyayangkan menimbulkan keresahan masyarakat," kata Ibnu kepada Memorandum, Sabtu (8/2). Lanjutnya, apalagi pihaknya sebagai santri jebolan pondok pesantren sangat menyesalkan kemudian NU itu disebut sebagai ormas radikal. Mestinya sebelum buku tema itu beredar, di awasi juga kontennya oleh dinas pendidikan. Jika pengawasan jalan, Ibnu Shobir meyakini buku itu tidak beredar di masyarakat, dan menjadi konsumsi pelajaran anak-anak kelas V SD/MI. "Saya minta ini harus diselesaikan, karena menyinggung ormas besar (NU, red). Jika itu diperlukan buku tersebut segera di tarik dari peredaran, karena di khawatirkan akan menimbulkan dampak negatif bagi siswa yang mempelajari buku tersebut," ungkap dia. Dia menambahkan, untuk anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) belum begitu pantas dan layak untuk mendapatkan pembelajaran terkait ilmu pengetahuan sejarah tentang radikal pelajaran tersebut. "Seperti diketahui, buku tema untuk Kelas V SD ini memicu keresahan bagi sebagian wali murid. Buku ini heboh lantaran dalam isinya ada kata-kata sebut NU radikal" terangnya. Siapa penerbitnya tema berjudul Peristiwa Dalam Kehidupan, lanjutnya, pihaknya segera menelusurinya data-data fakta harus dilihat dulu. Jadi intinya dinas pendidikan harus memperbaiki di internalnya. "Kewenangan dinas terkait seperti apa, sehingga buku Tema itu sampai bisa lolos beredar di masyarakat. Kita telusuri siapa yang menerbitkan buku itu," papar dia. Pelajaran yang berkaitan dengan menyebutkan NU sebagai organisasi masyarakat (ormas) radikal, menurutnya belum begitu pantas diberikan pembelajaran itu kepada anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Lebih jauh, pihaknya segera koordinasikan dengan pimpinan komisi D. Segera panggil kepala dinas pendidikan Surabaya. "Saya kira lolosnya buku tema 7 itu ada dugaan kurang optimalnya pengawasan yang di lakukan dinas pendidikan. Intinya, kita segera panggil dinas pendidikan untuk menjelaskan konten buku tema yang sudah beredar di Surabaya," pungkas dia.(why/day)

Sumber: