Sebut NU Radikal, Banser Minta Buku Kelas V SD/MI Tema 7 Ditarik

Sebut NU Radikal, Banser Minta Buku Kelas V SD/MI Tema 7 Ditarik

Surabaya, Memorandum.co.id - Tersinggung dengan kalimat yang menyebutkan Nadhatul Ulama (NU) sebagai ormas radikal, sejumlah personel Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kecamatan Wonokromo mendatangi kantor Dinas Pendidikan Surabaya (Dispendik) di Jalan Jagir Wonokromo, Jumat (7/2/2020). Mereka meminta agar buku siswa tingkal SD/MI kelas V tema 7 tentang Peristiwa dalam Kehidupan ditarik. Dalam buku itu disebutkan NU termasuk organisasi yang bersifat radikal. NU disamakan dengan Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI). Dalam pertemuan kemarin, Banser minta Dinas Pendidikan agar menarik buku tersebut dari peredaran. "Permintaan kami tujuh hari ke depan, segera menarik buku tersebut dan melakukan permohonan maaf terbuka kepada NU. Ini hasil mediasi dalam pertemuan tadi (kemarin-red)," ujar Fauzi, anggota Banser. Fauzi menjelaskan, pihaknya menemukan kalimat yang dianggap merugikan tersebut pada Senin 3 Februari 2020 lalu. Atas temuan tersebut, Banser Wonokromo berkirim surat untuk minta klarifikasi ke kepala dinas pendidikan. Berawal dari anak Fauzi yang menanyakan apakah NU termasuk organisasi radikal. Tentu saja Fauzi membantah pertanyaan anaknya dan mencari sumber pertanyaan tersebut. Sampai akhirnya Fauzi melihat ada kalimat yang dianggapnya menggolongkan NU sebagai organisasi radikal. Sebelumnya, kasus ini dibahas secara internal hingga akhirnya dilayangkan surat tersebut. Kemarin, adalah pertemuan pertama atas temuan tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo tidak merespon pertanyaan konfirmasi yang dikirimkan Memorandum. Telepon dan pesan singkat yang dikirimkan tidak mendapat balasan. (mg3/udi/rif)

Sumber: