Polri Antisipasi Kerawanan Pemilu di Luar Negeri dan Cegah Intimidasi ke Pemilih
Polri Antisipasi Kerawanan Pemilu di Luar Negeri dan Cegah Intimidasi ke Pemilih--
JAKARTA, MEMORANDUM - Polri gencar mengantisipasi potensi kerawanan dalam pelaksanaan Pemilu di luar negeri dan berkomitmen untuk mencegah intimidasi selama proses pemungutan suara.
Kadiv Hubinter Polri Irjen Krishna Murti mengingatkan Satgas PAM TPSLN untuk mengawasi rawannya surat suara.
“Saat hari H pencoblosan teman-teman sudah tahu, paling rawan adalah surat suara, kapan surat suara itu dicoblos, titik pencoblosan itu harus berlangsung secara langsung, umum, bebas, rahasia,” kata Krishna dalam sambutannya di Garuda Hall, Pusat Misi Internasional Divhubinter Polri, Serpong, Tangerang Selatan, Senin 29 Januari 2024
BACA JUGA:Sebanyak 111 Personel Dikirim ke 7 Negara, Kawal Pemilu 2024
BACA JUGA:Kabaharkam Polri Lepas 111 Personel Amankan TPS Luar
Krishna juga menyoroti kebutuhan untuk memastikan ketertiban dan mengawasi segala potensi keributan yang mungkin timbul selama Pemilu di wilayah luar negeri.
“Jadi dijaga betul supaya tidak ada intimidasi, kemudian teman-teman harus mengawasi lainnya dan segala hal-hal kecil keributan yang muncul,” tegasnya.
Menurut Krishna, upaya ini merupakan bagian dari persiapan Polri yang melibatkan 95 personel dalam Satgas PAM TPSLN yang akan ditempatkan di 12 wilayah luar negeri.
BACA JUGA:Polri Siap Amankan Pemilu 2024 di 12 Wilayah Luar Negeri
BACA JUGA:Hanya Kaesang yang Mampu Ajak Jokowi ke Panggung Kampanye
Dengan fokus pada pencegahan kerawanan dan intimidasi, Polri bertekad menjalankan pengamanan Pemilu 2024 dengan baik di luar negeri demi terciptanya proses demokratis yang adil dan aman.
“Teman-teman, surat suara ada kerawanan sendiri. Jadi surat suara fokus surat suara, ini jangan sampai surat suara ini menimbulkan masalah dan menjadi bahan bakar, bagi ujung-ujungnya sengketa pemilu. Jadi sengketa pemilu setiap 5 tahun selalu ada, akan dibawa ke Jakarta diajukan ke MK,” ucap Krishna.
“Tapi kalau sengketa pemilu itu bahan bakarnya ada di wilayah rekan-rekan, itu menjadi kerawanan yang bagi saya ini salah satu ketidakberhasilan kita,” pungkas Krishna.
Sumber: