Gropyokan Jelang Masa Tanam, Pemdes di Tulungagung Buka Sayembara 1 Tikus Rp 10 Ribu

Gropyokan Jelang Masa Tanam, Pemdes di Tulungagung Buka Sayembara 1 Tikus Rp 10 Ribu

Tulungagung, Memorandum.co.id - Tikus masih menjadi hama yang cukup meresahkan petani di Tulungagung. Menjelang masa tanam padi kali ini, puluhan petani Desa Jarakan, Kecamatan Gondang beramai-ramai memberantas hama tikus di sawah, Jumat (31/1/2020). Aksi berburu tikus ini juga disebut gropyokan dan kegiatan ini didukung pemerintah desa setempat. Kepala Desa Jarakan, Suad Bagyo memerintahkan perangkatnya turun ambil bagian menggropyok tikus bersama petani. Bahkan, untuk menyemangati warga dan perangkat desa, Suad menyiapkan uang Rp 10 ribu bagi siapa saja yang bisa mendapatkan seekor tikus. “Saya langsung tawarkan, yang dapat tikus saya kasih Rp 10 ribu. Biar semangat semua,” ujarnya. Berbekal peralatan seadanya, puluhan warga Jarakan memenuhi sawah dan beramai-ramai membasmi hama tikus. Warga memanfaatkan peralatan sederhana, mulai dari selang dan diesel untuk memompa air ke lubang-lubang tikus. Kemudian kayu balok untuk memukul tikus. Juga cangkul, jaring hingga linggis turut dibawa warga. “Ada yang bawa cangkul, linggis, kayu balok, sabit, macam-macam pokoknya alatnya seadanya saja kita manfaatkan,” terangnya. Pembasmian hama tikus ini dilakukan guna mengurangi populasi tikus yang biasa tumbuh besar seiring masa tanam padi. Hasilnya ratusan tikus bisa dimatikan. Suad memastikan, kegiatan serupa akan dilaksanakan secara rutin guna menekan potensi hama tikus agar panen petani tidak terganggu. “Hasilnya kita dapat ratusan tikus tadi, caranya ya gitu, keliahatan keluar langsung dipukul,” jelasnya. Sementara Samlah, salah satu perangkat Desa Jarakan yang ikut dalam kegiatan ini merasa bersyukur, sebab bisa berperan memberantas tikus. Apalagi dihadiahi per tikus Rp 10 ribu. “Alhamdulillah, uangnya bisa untuk beli soto rame-rame bareng temam-teman,” ungkapnya. Hal sama juga disampaikan Nii, petani ini mendukung gropyokan tikus yang dilakukan warga dan perangkat desa. Dirinya berharap kegiatan serupa dilaksanakan terus menerus agar populasi tikus di desanya bisa terkendali. “Kalau bisa jangan sekali saja, sepanjang masa tanam akan lebih baik,” ungkapnya.(fir/mad/ziz)

Sumber: