Hentikan Utang, Pemerintah Harus Inovatif
MALANG - Untuk mempercepat pembangunan, Pemerintah RI harus melakukan inovasi guna membiayai pembangunan, sehingga tidak mengandalkan pada utang dari pihak lain yang dapat menjadi beban bagi generasi selanjutnya. Mantan Menko Kemaritiman RI Rizal Ramli menyebutkan hutang dengan bunga tinggi tersebut akan merugikan negeri ini. “Pemerintah saatnya menghentikan cari pinjaman dengan bunga tinggi tapi harus melakukan dengan cara lain yang cerdas dan inovatif,” katanya usai mengisi seminar di Kota Malang, Kamis (31/1). Oleh karena itu, pemerintah harus menemukan formula untuk melakukan transformasi pembiayaan. Ini dapat diwujudkan karena negara Jepang dan China juga mampu melakukannya. Menurutnya, apabila dihitung, rata-rata jumlah utang Indonesia mencakup pokok dan bunga, per hari mencapai Rp 1,2 T. Angka sebesar itu seandainya digunakan untuk program mencetak sawah. Rizal menyampaikan, uang hutang tersebut tentunya akan lebih produktif apabila digunakan untuk program lain yang menyentuh kepentingan rakyat. Misalnya, digunakan mencetak sawah baru yang mampu menghasilkan komoditas pangan. “Bikin saja sawah baru seluas 1 juta hektar,” terangnya. Dengan membuat sawah baru seluas 1 juta hektar dengan ditanami padi maka akan menghasilkan lebih dari 5 ton padi yang dapat memenuhi kebutuhan pangan negeri ini. Dan sisanya dapat dijual ke luar negeri. “Dengan begitu, bisa jadi gudang pangan. Saya pun berharap ada keajaiban,” ujarnya. Lahan di negeri ini tersedia cukup. Misalnya, di kawasan Sulawesi. Dengan perencanaan matang, membuat bendungan yang layak dan sistem irigasi yang baik tentunya mampu mewujudkan operasional lahan pertanian potensial. Potensi hasil pertanian di negeri ini luar biasa. Apabila dilakukan dengan serius dan menggunakan bibit unggul maka dapat menghasilkan gula aren dan produk pangan lain. Ini tentunya akan berdampak positif pada masa depan negera ini dan juga meningkatkan menyejahterakan rakyat. (ari/yok)
Sumber: