Potensi Limbah Cangkang Keping untuk Prostodonsia

Potensi Limbah Cangkang Keping untuk Prostodonsia

Prof Dr Michael Josef Kridanto Kamadjaja. --

SURABAYA, MEMORANDUM-Prof Dr Michael Josef Kridanto Kamadjaja Guru Besar dalam bidang Ilmu Complex Prostodonsia and Dental Implant/Scaffold menggali potensi limbah cangkang kepiting untuk aplikasi dalam bidang kedokteran gigi, khususnya prostodonsia.

“Rongga mulut memiliki peranan penting bagi manusia. Jika kondisi buruk dan tidak dirawat dengan baik, dapat mengganggu fungsi rongga mulut, sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang,” ujarnya.

Ia pun menyoroti pentingnya kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari kesehatan tubuh manusia. Melalui data RISKESDAS 2018, ia menyampaikan bahwa prevalensi masalah gigi dan mulut di Indonesia mencapai 57,6 persen, hal itu menunjukkan urgensi perhatian terhadap bidang kedokteran gigi.

BACA JUGA:Padukan Pendidikan Berkarakter, Bupati Lamongan Launching Gerakan PADURAKSA

Pada bidang prostodonsia, Prof Michael menekankan peran krusial tulang alveolar sebagai penyangga gigi tiruan dan implan. Apabila dimensi tulang alveolar mengalami penurunan, maka dapat menyebabkan risiko kegagalan perawatan implan gigi tiruan.

BACA JUGA:Kemenag dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Tanda Tangani Kerja Sama Program Pendidikan

“Oleh karena itu, rekayasa jaringan menjadi penting sebagai alternatif perawatan regeneratif untuk mengembalikan fungsi jaringan yang hilang,” pungkasnya.

Penelitian Prof Michael juga mengeksplorasi potensi hidroksiapatit dari limbah cangkang kepiting sebagai scaffold. Dengan sifat biokompatibilitas, bioaktivitas, dan osteokonduktivitas yang baik, hidroksiapatit akan dapat digunakan dalam rekayasa jaringan untuk merekonstruksi jaringan tulang yang rusak.

"Hidroksiapatit memiliki struktur yang mirip dengan tulang manusia, menjadikannya potensial sebagai pembuatan tulang sintetik," ungkap Prof Michael.

Limbah cangkang kepiting, yang kaya akan senyawa organik dan anorganik, terutama kitin, dapat diolah menjadi hidroksiapatit. Ia menekankan pentingnya biokompatibilitas dalam pembuatan hidroksiapatit graft dari cangkang kepiting, yang langsung berhubungan dengan keberhasilan dalam osteokonduktivitas, osteoinduksi, dan osteogenesis.

Dirinya berharap hal itu dapat melahirkan inovasi dalam pembuatan scaffold tiga dimensi yang dapat digunakan secara komersial dalam bidang prostodonsia. Ia menegaskan perlunya penelitian lanjutan, baik in vitro maupun in vivo, untuk menguji karakteristik scaffold dan mempersiapkannya untuk pemakaian klinis pada manusia. (alf)

Sumber: