Pelatih Indonesia Pertama Bawa Mahasiswa Juara AS
Pria asal Kota Surabaya, Komang Sandy Wijaya, mengantarkan anak asuhnya, Franklin Yiu, mampu juara tunggal putra dalam ajang bergengsi, Kejuaraan Bulutangkis Antar Universitas. --
SURABAYA, MEMORANDUM - Indonesia dikenal sebagai kiblat bulu tangkis. Wajar karena bukan hanya atlet, pelatihnya pun dianggap mempunyai ilmu dan pengalaman yang mumpuni.
Bahkan yang terbaru, pelatih bulu tangkis Indonesia mengguncang Amerika Serikat (AS). Pria asal Kota Surabaya, Komang Sandy Wijaya, mengantarkan anak asuhnya, Franklin Yiu, mampu juara tunggal putra dalam ajang bergengsi, Kejuaraan Bulutangkis Antar Universitas.
BACA JUGA:Surabaya Dipercaya Gelar Dua Turnamen Bulutangkis Internasional
''Nama kejuaraannya 2023 Nothern Collegiate dan dilaksanakan di Boston. Pesertanya semua pebulu tangkis terbaik yang berstatus mahasiswa di Amerika Serikat,'' katanya.
BACA JUGA:Turnamen Bulutangkis Kajati Jatim 2023, Unggulan Dua Takluk di Babak Perempat Final
Bagi Sandy, sapaan I Komang Sandy Wijaya, capaian tersebut juga berkat latihan keras dari Franklin. Dia sejak usia enam tahun sudah dilatihnya.
''Saat ini, Franklin kuliah New York University. Dia mengambil jurusan Matematika computer science,'' jelas pelatih yang dibesarkan di klub Wima, Surabaya, tersebut.
Franklin sendiri daru sisi usia, kata Komang, masih sangat muda, yakni 19 tahun. Tapi, ketika di lapangan, semangatnya menjadi juara sangat tinggi.
''Lawan yang dikalahkan dari Boston University.'' ujarnya.
Polesan Sandy ini membuat untuk kali pertama ada pebulu tangkis dari Newyork University yang mampu menjadi juara Amerika. Tak bisa dipungkiri, pengalaman yang dimiliki Sandy memang memegang peranan besar.
Sandy sendiri lahir di Surabaya pada 11 Desember 1989. Kemampuanya bermain bulu tangkis membuat dia masuk ke klub besar di Indonesia, PB Djarum Kudus dan PB Wima Surabaya. Ia bermain dengan spesialisasi ganda. Salah satu pasangannya yang membuat Sandy disegani adalah Riky Widianto. Riky merupakan mantan pasangan ganda campuran 10 besar dunia.
Sandy sendiri menginjakan kakinya di Amerika Serikat pada 2016. Di Negeri Paman Sam, dia bergabung dengan International Badminton Centre (IBC) di New Jersey. Komang menjabat tugas rangkap, sebagai atlet dan juga pelatih.
Sebagai atlet, Komang sudah kenyang pengalaman. Dia sudah merasakan kerasnya persaingan bukan hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. Di dalam negeri, Komang bertarung dalam sirkuit nasional (sirnas). Dengan membela klub Wima, Surabaya, hasil yang dipetiknya tidak mengecewakan. Komang mampu menembus final dalam Sirnas Bandung dan Makassar.
”Saya pernah menjadi semifinalis Indonesia International Challenge di Surabaya 2013,” ungkap Sandy.
Sumber: