Dewan Jombang Soroti Kelangkaan Air Irigasi

Dewan Jombang Soroti Kelangkaan Air Irigasi

Jombang, memorandum.co.id - Komisi B DPRD Jombang menyoroti kurangnya suplai air irigasi di Kecamatan Sumobito dan Kecamatan Kesamben. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan irigasi, petani harus menggunakan diesel untuk memenuhi kebutuhan air tersebut. Dengan kondisi seperti itu, otomatis mereka harus mengeluarkan biaya tambahan yang tidak sedikit. Hal ini diungkapkan Ketua Komisi B DPRD Jombang, Sunardi. Menurut dia,sebenarnya kondisi serupa tidak hanya terjadi di daerah utara. Namun kondisi terparah memang di Kecamatan Sumobito dan Kecamatan Kesamben. “Sebenarnya kondisi serupa juga terjadi di beberapa wilayah lain, bukan hanya di daerah utara. Terkait hal itu, kita masih ingin menggali penyebab langkanya pasokan air bagi petani,” ungkap dia, Senin,(20/1). Dengan kondisi tersebut, otomatis petani terpaksa menggunakan diesel untuk memenuhi kebutuhan. Dan dapat dipastikan dengan pilihan itu, biaya yang mereka keluarkan pasti tidak sedikit. Terlebih, dengan curah hujan yang semakin berkurang. Aliran air irigasi dari wilayah atas, hanya sampai ke daerah selatan. “Karena stok air memang kekurangan, kondisi gilir memang diberlakukan. Terlebih kondisi serupa juga terjadi menyeluruh, sehingga kalaupun ada kiriman (air) jumlahnya sangat terbatas,” tandas dia. Anggota Komisi B DPRD Jombang, Suwanto menambahkan, penyebab kekurangan air yang terjadi karena adanya perpindahan sumber irigasi. Jika sebelumnya menggunakan Dam Mlerek, kini beralih dari Mrican. Jika toh ada jatah air, sudah diambil oleh petani yang berdekatan dengan sumber. “Dulu petani cukup makmur karena berdekatan dengan sumber irigasi. Kalau sekarang agak susah, sebab diambilkan dari Mrican,” ungkap dia. Maka tidak heran, ketika saluran air diperbaiki, namun tidak pernah dilewati air irigasi. Penyebabnya, jatah gilir air kiriman sudah tidak dapat maksimal. Kalau pun sehari ada, dipastkan pada esok harinya sudah tidak ada. “Intinya petani meminta agar sumber irigasi dikembalikan seperti semula, jangan diambilkan dari Mrican. Selain jaraknya jauh, saat ada kiriman pun jumlahnya tidak bisa maksimal,” tegas Suwanto.(wan/dhi)  

Sumber: