Dinilai Anak Tirikan Warga Sekitar, PT MSJ Didemo Warga
Warga dan Kartar Desa Jabaran Demo Perusahaan.--
SIDOARJO, MEMORANDUM-Ratusan warga dan karangtaruna Desa Jabaran, Kecamatan Balongbendo, SIDOARJO melakukan aksi demo ke perusahaan PT Multi Spunindo Jaya (MSJ) yang ada di kawasan desa setempat. Mereka menutup akses gerbang utama perusahaan itu, serta melakukan orasi dengan membentangkan sepanduk dan poster, yang betuliskan untuk meminta kepastian dan keadilan.
Dari pantauan, warga dan karang taruna juga meminta perusahaan agar memprioritaskan penerimaan pekerja baru untuk masyarakat desa setempat dengan prosestasi sejumlah 70 persen. Sebab, pihak perusahaan dinilai menganak tirikan warga sekitar. Warga juga meminta tentang pengelolaan sampah agar melibatkan pihak desa, serta warga meminta agar perusahaan memberikan kuota dalam hal pengelolaan Jasa Angkut atau transporter.
BACA JUGA:Hakim Moch Djoenaidie Vonis Pejudi Handi Buyung 4 Bulan Penjara
Usai berorasi didepan perusahaan, akhirnya, pihak perusahaan mengajak korlap dan perwakilan buruh untuk mediasi di kantor perusahaan. Setelah beberapa saat melakukan mediasi dengan manajemen pabrik, Korlap aksi, Yohan Septiano, menyampaikan hasil pertemuan tersebut kepada awak media.
BACA JUGA: Anas Urbaningrum Turun Gunung, Pimpin Konsolidasi Pemenangan PKN di Blitar
"Kami kecewa dengan hasil mediasi pada siang ini, sebab, yang menemui kita bukan owner pabrik, melainkan kuasa hukumnya,"kata dia, dalam keterangannya. Rabu, 29 November 2021.
Yohan mengatakan, dari beberapa poin tuntutan yang disampaikan, kuasa hukum perusahaan, jawabnya tidak sesuai dengan fakta yang ada. Sementara jika dari owner perusahaan, warga menilai orangnya baik. Warga dan kartar diberikan keleluasaan untuk menjadi rekanan perusahaan di sektor jasa angkut atau ekspedisi.
"Kalau dari ownernya pabrik, orangnya baik, dia pernah bilang, kalau misalnya yang mengelola ekspedisi ini Kartar Desa Jabaran, meskipun harganya lebih tinggi, tidak masalah, karena itu merupakan bagian dari sumbangsih kita pada desa," ujar Yohan.
Sementara itu, pendamping aksi unjuk rasa dari Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi), Ahmad Yani menegaskan, pihaknya menyampaikan dalam forum mediasi tadi ada indikasi kebohongan yang disampaikan oleh kuasa hukum perusahaan. Seperti rekrutmen tenaga kerja, pihak perusahaan menyampaikan sudah merekrut warga 50 persen, dan terkait pengelolaan sampah, pihak perusahaan sudah melibatkan warga setempat dalam pengelolaan sampah tersebut.
"Fakta dilapangan, dari 900 Kartar yang ada, kalau memang sudah direkrut 50 persen, berarti tinggal 450 orang, tapi riilnya, per hari ini pemuda Desa Jabaran masih banyak yang nganggur. Kemudian pengelolaan sampah, kalau memang sudah melibatkan warga, warga yang mana," tandas Yani.
Menurut Yani, sesuai arahan Bupati Sidoarjo, berdirinya industri di Sidoarjo ini, salah satunya adalah untuk mengurangi angka pengangguran, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peningkatan kapasitas SDM.
"Harusnya warga setempat di prioritaskan, namun kenyataannya yang bekerja di pabrik spon ini kebanyakan dari luar Desa Jabaran, bahkan dari luar Kabupaten Sidoarjo," beber Yani.
Kaitan dengan penerimaan karyawan yang harus berijazah D3 dan S1, Yani juga menuturkan, untuk pekerja kasar di PT MSJ ini ada yang masih ijasah SMA. Dugaan sementara di PT MSJ ini ada unsur diskriminasi.
"Andaikan aksi ini tidak mendapatkan solusi, kami akan layangkan surat ke DPRD Sidoarjo untuk hearing," pungkas Yani.
Sumber: