2.610 Warga Jatim Idap Kusta

2.610 Warga Jatim Idap Kusta

SURABAYA - Jumlah penderita penyakit kusta di Jawa Timur mencapai 2.610 kasus. Data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur jumlah penderita kusta berada di angka 0,9 persen mengacu pada data terbaru  11 Januari 2019 dengan total 2.610 kasus. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Jawa Timur, Setya Budiono, menyampaikan, peringatan  Hari Kusta 2019,  penderita kusta di Jatim sudah mengalami penurunan. “Penyakit kusta di Jatim sekarang sudah menurun sejak tahun 2017 itu, kita sudah status eliminasi ditingkat provinsi artinya kasus pravalensinya kurang 1/10.000 penduduk di jatim sudah 0,9,” kata Setya Budiono, Senin (28/1). Kata dia, status eliminasi memang diharapkan oleh Kementerian Kesehatan, namun kalau ditingkat kabupaten masih ada beberapa yang belum tercapai eliminasi. “Memang masih ada beberapa daerah dan pasien kusta yang dominan ada di daerah Pantura, Tuban, daerah Tapal kuda, Madura, Probolinggo, Pasuruan dan Sitobondo,” terangnya. Setya mengatakan, jumlah kasus yang ditemukan di beberapa kabupaten atau kota di Jatim itu yang paling banyak ada di Madura berada diposisi teratas. Tertinggi ditempati Kabupaten Sumenep, dengan jumlah kasus 385. Sedangkan untuk Kabupaten Sampang sebanyak 232 Kasus, dan Bangkalan sebanyak 207 kasus. “Memang paling banyak di Sumenep, Madura,”ucap dia. Dijelaskan dia, banyaknya kasus  penderita kusta yang ditemukan bukan berarti program dan kinerja penanganan terhadap penyakit tersebut kurang baik, justru semakin bagus. “Semakin banyak yang ditemukan dari jumlah yang diperkirakan ada diwilayah itu semakin baik. Dengan ditemukan banyak itu segera diobati, kalau nanti sembuh jumlahnya jelas semakin turun,” imbuh dia. Lanjut dia, Dinkes Jawa Timur terus berupaya meningkatkan penemuan, pengobatan dan menurunkan pasien kusta sekaligus stigma terhadap penderita. “Kita mencanangkan program namanya JELITA (Jawa Timur Eliminasi Kusta) dan itu sudah tercapai. Jelita ini strategi yang digunakan Dinkes Jatim disebut dengan SCORE (Sosialisasi Cari Obati Rehabilitasi dan Evaluasi),” tuturnya. Setya menjelaskan, stategi operasionalnya yaitu setiap Kabupaten yang masyarakat kastanya tinggi dilakukan namanya ICF (Intensif Case Finding). “ICF caranya adalah dimana ada pasien kasta maka lingkungan sekitarnya akan diperiksa minimal 25 orang, biasanya kalau ada yang sakit kusta disekitarnya akan ada karena penularan melalui kontak erat,” pungkas dia. Delapan Kabupaten Merah Penderita kusta tertinggi di 5 kabupaten di Jatim. Ke delapan kabupaten ini, up date data per 11 Januari 2019, dikategorikan wilayah merah, karena penyumbang penderita kusta terbesar di Jawa Timur. Data Dinkes Jatim menyebutkan, Kabupaten Sumenep terdapat 381 penderita kusta, Kabupaten Sampang jumlah penderita 232 kasus, Kabupaten Bangkalan 207 kasus, dan Pasuruan sebanyak ditemukan 193 kasus kusta. Sementara di Kabupaten Lumajang sebanyak 171, Probolinggo 125 kasus, Tuban sebanyak 92 kasus, dan Pamekasan 65 kasus. Ketua Fraksi Demokrat Agus Dono Wibawanto berharap Dinkes Jatim berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mengobatai penderita kusta. Ia berharap, di Jatim sudah tidak ada. Semua harus diperhatikan. “Kabupaten/kota memberikan prioritas pada penderita, dan provinsi menindak lanjuti. Persoalan obat dan sebagainya provinsi membantu,” tegas Agus Dono. Agus Dono yang juga anggota Komisi E DPRD Jatim ini menambahkan, harusnya penderita prioritas pengobatanya. Mereka  diperhatikan sesuai perda yang menjadi kewenangan rpvinsi. “Koordinasi antara provinsi dan kabupaten/kota penting. Kita menyadari tidak semua masyarakat memiliki BPJS, Sehingga penderita bisa diprioritaskan. Mereka butuh bantuan baik di tingkat dua, maupun berobat  di rumah sakit milik Provinsi Jatim. “Jangan sampai yang tidak berobat,” tandas dia. Angka penderita kusta mencapai 2.610 kasus, menurut politisi asal Malang ini, sangat mendesak Dinas Kesehatan Jatim dan Dinskes kabupaten/kota se Jatim duduk bersama menyelesaikan dengan cepat. Jangan terganjal prosedur,” ujarnya. Terpisah Aghata Retnosari anggota Komisi E DPRD Jatim siap melakukan croscek anggaran untuk kebutuhan warga Jawa Timur. “Kita akan cek anggaran provinsi untuk pelayanan kesehatan, salah satunya penderita kusta,” terang dia. (day/yok)

Sumber: