Kisah Surabaya Tempo Dulu: Jejak Kolonial Belanda dalam Arsitektur Kota
Hotel Majapahit-Disbudporapar Kota Surabaya-
MEMORANDUM - Surabaya merupakan salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki sejarah panjang.
Kota ini telah berdiri sejak abad ke-12 dan telah mengalami berbagai perubahan, termasuk pada sisi arsitekturnya.
Salah satu pengaruh yang paling kuat terhadap arsitektur Surabaya adalah penjajahan Belanda.
Selama masa penjajahan, Belanda membangun berbagai bangunan bergaya kolonial di Surabaya.
Bangunan-bangunan ini masih dapat ditemukan hingga saat ini dan menjadi saksi bisu sejarah kota Surabaya.
Berikut ini beberapa contoh bangunan bergaya kolonial Belanda di Surabaya:
• Balai Kota Surabaya
Balai Kota Surabaya adalah salah satu bangunan bersejarah paling terkenal di kota ini. Bangunan ini dibangun pada tahun 1927 dan merupakan karya dari arsitek Belanda bernama Charles Prosper Wolff Schoemaker.
• Gedung Bank Indonesia
Gedung Bank Indonesia adalah bangunan bergaya neo-klasik yang dibangun pada tahun 1922. Bangunan ini merupakan karya dari arsitek Belanda bernama J.F.L. Stok.
• Gedung Bank Mandiri
Gedung Bank Mandiri adalah bangunan bergaya art deco yang dibangun pada tahun 1930. Bangunan ini merupakan karya dari arsitek Belanda bernama Henri Maclaine Pont.
• Gedung Hotel Majapahit
Gedung Hotel Majapahit adalah bangunan bergaya art deco yang dibangun pada tahun 1926. Hotel ini dibangun oleh Lucas Martin Sarkies dan didesain oleh Alfred Bidwell.
Jejak kolonial Belanda dalam arsitektur Surabaya tidak hanya terlihat pada bangunan-bangunan bersejarah.
Beberapa bangunan modern di Surabaya juga masih mempertahankan elemen-elemen bergaya kolonial, seperti penggunaan batu bata dan ornamen-ornamen khas Belanda.
Jejak kolonial Belanda dalam arsitektur Surabaya merupakan bagian dari sejarah kota ini.
Bangunan-bangunan bergaya kolonial tersebut menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Surabaya dalam meraih kemerdekaan.(*)
Sumber: