Tasyakuran Sumpah Pemuda Ke-95, OPSHID Serahkan Sertifikat RSLH dan Santunan Anak Yatim

Tasyakuran Sumpah Pemuda Ke-95, OPSHID Serahkan Sertifikat RSLH dan Santunan Anak Yatim

Pemyerahan sertifikat rumah syukur layak huni (RSLH) oleh Pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah KH Muhammad Mukhtar Mu'thi. --

JOMBANG, MEMORANDUM- Dalam rangka menperingati Hari Sumpah Pemuda 2023 Tarekat Shiddiqiyyah melalui Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID) menggelar santunan anak yatim piatu. 

Selain santunan, momen Tasyakuran Sumpah Pemuda (TSP) ke-95 dan lahirnya lagu Kebangsaan Indonesia Raya ini, OPSHID juga melakukan gotong royong membangun serentak sebanyak 66 rumah yang tersebar di beberapa provinsi diseluruh Indonesia. 

Pada tahun 2023 ini sangat spesial. Pasalnya, angka 66 ini merupakan rekor sepanjang sejarah dalam pembangunan rumah syukur layak huni dari tahun ke tahun dalam momen TSP setiap bulan Oktober yang pernah dikerjakan oleh organisasi pemuda.

BACA JUGA:Hati-hati! Kesalahan Pajak Penghasilan Pasal 21 Ini Bisa Buat Anda Dipenjara!

Sekretaris DPP OPSHID, Mulyono mengatakan, pemyerahan 66 unit rumah yang diserahterimakan dalam acara Tasyakkuran Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ke - 95 di kawasan Pesantren Majma’al Bachroin Chubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Losari, Ploso, Jombang.

BACA JUGA:Telan Rp 15, 6 M, Relokasi Lapas di Blitar Diduga Diuruk dengan Pasir Ilegal

"Dalam kurun waktu kurang dari 40 hari, OPSHID telah menyelesaikan sebagian besar pembangunan rumah tersebut," katanya, Sabtu, 28 Oktober 2023.

Mulyono membeberkan, terhitung sejak peletakkan batu pertama serentak pada 17 September 2023. Selain waktu yang cepat, pembangunannya pun menggunakan material terbaik. Berbeda dengan program bedah rumah pada umumnya yang hanya merenovasi sebagian rumah, program Rumah Syukur Layak Huni membongkar total rumah yang tidak layak huni dan dibangun kembali, 100 persen gratis. 

"Baik material, tenaga kerja, konsumsi dan operasional, semua ditanggung oleh OPSHID. Sumher dana kita kumpulkan dari teman-teman OPSHID dan dukungan dari pusat," bebernya. 

Mulyono menjelaskan, pembangunan rumah ini tidak memandang suku, agama, dan ras. Tapi untuk seluruh masyarakat, saudara-saudara semuanya yang memabg benar-benar membutuhkan. Jadi tidak hanya warga Shiddiqiyyah saja. 

"Malah dari prosentase yang kita bangun, sekitar 5 persen atau kurang dari itu yang dari warga Shiddiqiyyah," jelasnya. 

Mulyono menerangkan, untuk kriteria penerima bantuan RSLH ini yaitu masyarakat yang memang tidak mampu, kemudian dari sisi rumah juga sangat memprihatinkan. 

"Jadi ini ada survey tersendiri, langsung dilapangan yang dilakukan oleh teman-teman OPSHID," bebernya. 

Menurut Mulyono, spirit sumpah pemuda dalam pembangunan rumah ini yakni ingin membangun jiwa saudara-saudara yang kurang mampu ini agar bisa merasakan kemerdekaan. 

Sumber: