Proyek Pembuatan Saluran Air di Kedungsari Mojokerto Resahkan Warga
Mojokerto, Memorandum.co.id - Proyek drainase dan peningkatan jalan di lingkungan Kedungsari, RT 1 RW 3, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari, dikeluhkan warga. Pasalnya proyek milik pemerintah setempat tersebut tidak tuntas dan menyisakan persoalan baru bagi warga. Proyek peningkatan jalan dengan sistem saluran di tengah yang tidak diselesaikan oleh rekanan tersebut dibiarkan menganga sehingga tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Celakanya lagi, sejak adanya saluran baru ini beberapa rumah warga malah terkena banjir tiap hujan tiba. Pasalnya, pelaksana tak meneruskan pekerjaan pembuatan saluran baru berukuran setengah meter tersebut ke drainase yang terletak di jalan raya Kedungsari. Saluran u-gutternya pun masih dibiarkan melongo. Praktis air meluap ke jalanan dan hampir memenuhi rumah warga akibat saluran lama yang sempit belum dikerjakan. Akibat terlantarnya proyek akhir tahun 2019 tersebut warga RT 1 jengah. Minarti seorang warga setempat mengungkapkan sejumlah warga terimbas banjir dan tak bisa beraktivitas normal. "Air hujan dari sawah meluber ke jalan. Rumahnya bu Karwati bahkan nyaris terkena luapan air yang deras tersebut karena drainase menyempit ke got yang belum dikerjakan," keluhnya. Ia menuturkan, sebelum adanya proyek tersebut daerah tersebut tak pernah banjir. "Sini tidak pernah banjir, karena proyek ini malah kita kena banjir," terangnya. Sementara itu, Karwati yang rumahnya tepat berada di tikungan saluran tersebut membenarkan dampak proyek tersebut. "Air luapan dari saluran ini mau masuk rumah Mas. Luapan air karena pembuatan saluran air tidak selesai," tandasnya. Ia memaparkan, karena proyek tersebut warga sekitar yang memiliki kendaraan bermotor kesulitan beraktivitas. "Sulit, karena jalannya sempit. Apalagi pak Budi, yang punya mobil malah tidak bisa mengeluarkan kendaraannya," keluhnya. Tak hanya itu, jalanan di daerah tersebut sulit diakses karena berkubang lumpur. Hingga kini belum ada pihak yang bertanggung jawab atas gagalnya proyek ini Dari pantauan wartawan di lokasi, kualitas material ugether yang digunakan sangat dipertanyakan. Sebab, baru beberapa bulan banyak u-ditch yang sudah pecah. Untuk pavingisasi pun demikian, pelaksana hanya menumpuk begitu saja paving yang lama. Tak hanya itu, dua kontraktor proyek tahun 2019 tersebut sama-sama gagal menuntaskan garapannya karena masa pelaksanaan sama-sama habis. Tidak ada papan informasi proyek di tempat tersebut. Namun dari informasi yang didapat awak media, proyek tersebut dikerjakan oleh CV Duta 0P dengan nilai kontrak Rp 2 miliar lebih. Rekanan tersebut mendapat pekerjaan membuat saluran drainase dengan ugether. Sedangkan untuk pekerjaan peningkatan jalan aspal dan paving, dipegang oleh CV Risk J dengan kontrak senilai Rp 1 miliar lebih. Soal besaran kedua proyek yang bersumber dari dana kelurahan tersebut masih belum terkonfirmasi. Sebab, baik Lurah Gunung Gedangan Achmad Fathoni maupun Sekretaris Kelurahan tidak berada ditempat ketika ditemui. Menurut beberapa stafnya, Lurah tengah mengikuti paparan hukum bersama Kejaksaan dan KPK di Surabaya. Sedangkan Sekretaris tidak masuk kerja karena sakit. (war/gus)
Sumber: