Pemkot Surabaya Waspada Banjir

Pemkot Surabaya Waspada Banjir

Surabaya, Memorandum.co.id-Banjir di Balongpangang dan Morowudi, Kabupaten Gresik, membuat warga Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Pakal, Surabaya, was-was. Mereka khawatir meluapnya Kali Lamong akan merembet ke Sumberrejo. Topan, warga Sumberjaya, RW III, Kelurahan Sumberrejo, mengungkapkan, di daerahnya memang dekat dengan Kali Lamong. Ketika Kali Lamong meluap, tidak hanya Kabupaten Gresik yang terkena dampaknya, namun juga warga Sumberrejo. “Semoga tanggul yang dibangun pemkot kuat menahan air Kali Lamong,” jelas dia. Sedangkan Minum Latif, warga RW II, Kelurahan Sumberrejo, mengatakan banjir yang terjadi akibat luapan Kali Lamong ini sudah sering terjadi. Biasanya Pemkot Surabaya membuat posko banjir di Kantor Kelurahan Sumberrejo. Ia menambahkan warga sendiri sudah terbiasa dengan banjir akibat meluapnya Kali Lamong. Maka, mereka tidak perlu melakukan persiapan. “Dadi wes kulino (jadi sudah terbiasa). Cuma mereka yang memiliki uang akan menaikkan lantai rumahnya untuk menghindari air masuk rumah,” kata politisi PKB yangkini menjabat sebagai anggota Komisi C DPRD Surabaya. Ia mencontohkan rumahnya yang kini ditinggikan. Penyebabnya, saat terjadi banjir 2018 lalu, rumahnya kemasukkan air. “Akhirnya tahun 2019 ditinggikan. Padahal sebelumnya tidak pernah kemasukan,” kata mantan camat Lakarsantri. Sedangkan Lurah Sumberrejo Iwan Ahmadi mengungkapkan, posko banjir sendiri sudah berdiri di Kantor Kelurahan Sumberrejo sejak seminggu lalu. Di sana ada tim pantau, perahu karet, genset, dan sejumlah peralatan lainnya. “Untuk perahu karet masih satu. Jika dibutuhkan akan ditambah lagi,” kata dia. Wali Kota Tri Rismaharini juga menjelaskan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi bencana tahun 2020 ini. Oleh karena itu, pemkot mempersiapkan segala sesuatunya untuk mengantisipasi. Salah satunya memastikan alat komunikasi berupa rig linmas yang menyala 24 jam nonstop. “Rig akan dipasang di kecamatan, kelurahan, kantor OPD (organisasi perangkat daerah). Seluruhnya tidak boleh mati 24 jam, harus terpantau terus,” paparnya. Selain itu, nantinya, setiap kelurahan dan kecamatan akan disambungkan dengan solar cell yang menyalakan satu komputer, satu lampu, dan satu rig. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar rig yang sudah terpasang tidak pernah mati dalam kondisi apapun. Wali Kota Risma juga akan memasang layar monitor di Balai RW yang dekat dengan laut. Tujuannya untuk memantau kondisi di sekitaran laut. “Nanti masyarakat kita ajari bagaimana membaca dan memonitor cuaca. Jadi mereka ikut memantau. Kalau perlu, layar monitor yang di ruangan saya bisa diambil,” tegasnya. Oleh karena itu, saat itu ia mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dan waspada terutama para nelayan, warga yang berada di tepi sungai dan laut. “Ayo kita pandai-pandai membaca alam untuk menyelamatkan diri kita dan keluarga kita. Semoga kami semua selamat tanpa ada kejadian apapun,” pungkasnya. (udi/rif)

Sumber: