Penyebab Kebakaran di Surabaya Terbanyak di Lahan Terbuka

Penyebab Kebakaran di Surabaya Terbanyak di Lahan Terbuka

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Surabaya, Dedik Irianto.--

SURABAYA, MEMORANDUM - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Surabaya mengklaim, bahwa beberapa kejadian Kebakaran paling tinggi di Surabaya adalah lahan terbuka.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Surabaya, Dedik Irianto mengungkapkan, ada indikasi Kebakaran di Surabaya warga membakar.

"Beberapa kejadian kebakaran di Surabaya paling tinggi di lahan terbuka. Jadi indikasinya warga membakar," kata Dedik kepada Memorandum, Selasa (26/9).

Dedik mencontohkan, seperti kejadian di Tenggumung, pemadaman api mulai jam 16.00 hingga pukul 01.00, baru selesai. Gara-garanya ada orang bakar-bakar di lahan kosong.

Kemudian kebakaran lahan kosong di Keputran gang VII. Selanjutnya peristiwa di Putat juga begitu, gegara ada orang membakar bambu akhirnya api membakar empat rumah.

Artinya imbauan kepada warga,  Dedik melarang warga bakar-bakar sampah atau apapun di lahan terbuka. Ini sesuai dengan undang-undang lingkungan hidup.

Biasanya orang membuang sampah sembarangan dan akhirnya menumpuk. orang yang melihat itu jengkel lalu dibakar sampah tersebut.

Lalu mungkin juga tidak sengaja orang membuang puntung rokok sembarangan.

"Kami melarang masyarakat membuang, membakar sampah atau apapun karena saat ini suhu panas dan anginnya kencang. Ini berbahaya," imbau Dedik.

Imbauan larangan tersebut, oleh Dedik sudah dishare di seluruh group whatsap forum komunikasi (forkom), biar cepat sampai ke RT/RW sesuai dengan imbauan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Dedik mengatakan, apabila melihat ada warga membakar sampah supaya warga yang mengetahui melarangnya.

Atau bisa juga warga langsung menghubungi Dinas Pemadam Kebakara dan Penyelamatan Kota Surabaya melalui Command Center 112. "Gratis," tukas Dedik.

Karena menurut Dedik, kadang orang-orang mengetahui ada kebakaran dipadamkan sendiri, tanpa menghubungi CC 112.

Begitu tidak mampu memadamkan dan api tambah besar, baru telepon 112.

"Begitu kami datang titik api sudah besar dan terlambat. Saat ditanya warga takut kalau menghubungi 112 bayar," bebernya.

Dedik menjelaskan, bahwa semua layanan kedaruratan di CC 112 tidak dipungut biaya (gratis) dan silahkan menghubunginya.

"Apabila melihat asap atau orang bakar-bakar silahkan menghubungi kita agar segera di antisipasi," imbuhnya.

Dedik menjelaskan, bahwa untuk kebakaran tertingi di lahan terbuka. Yang kedua di rumah, penyebabnya warga masak kemudian ditinggal seperti kejadian di warung nasi pecel di Lebak dan merambat ke rumah.

Kemudian ada di warung dekat Secufindo Jalan Asem Bagus, masak ditinggal sehingga terbakar habis satu rumah.

Selanjutnya ada warung karena korsleting listrik, begitu juga di tempat usaha loundry di Kapasan.

Artinya kata Dedik pembebanan listrik jangan di satu titik. Semisal colongan ditambahi double T akhirnya beban listrik tambah besar dan menimbulkan korsleting listrik.

Dedik juga menyarankan masyarakat agar menggunakan alat elektronik ber-SNI, terutama yang digunakan untuk sehari-hari, seperti kipas angin.

Kalau pemakaian kipas angin karena di Surabaya iklimnya panas, dipakai terus lalu ditinggal keluar sampai panas dan akhirnya korsleting listrik.

Untuk itu Dedik mengimbau kepada masyarakat bila selesai menggunakan peralatan elekronik, kalau bisa jangan diposisikan on dan lebih baik dicopot kontaknya sekalian biar aman.

Saatnya menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dengan 3R (reuse, reduce, recycle). Reduce adalah mengurangi barang yang berpotensi menjadi sampah.

Kemudian reuse adalah memakai kembali barang untuk manfaat lain. Lalu terakhir adalah recycle atau daur ulang.

BACA JUGA:Selama Januari Hingga September 2023 Tercatat 493 Kasus Kebakaran di Surabaya

Karena beberapa kejadian kebakaran, kata Dedik, rumahnya rusuh, banyak barang yang tidak terpakai dan mudah terbakar.

Begitu terjadi korsleting listrik merambat ke barang-barang rusuh dan menimbulkan api besar.

"Makanya rumah harus rapi. Barang elektronik bila sudah rusak diganti," jelas Dedik. (*)

Sumber: