Perempuan Bersuamikan Pria Penyuka Swalayan (1)

Perempuan Bersuamikan Pria Penyuka Swalayan (1)

--

Membersamai Hobinya dengan Foto Artis

 

Seorang perempuan paruh baya berlari-lari kecil keluar dari halaman Pengadilan Agama Surabaya. Tangan kirinya terlihat mengusap matanya yang tampak basah.

 

“Ada apa Bun?” sapa Memorandum setelah menemui perempuan itu, sebut saja Lili, berhenti berlari dan duduk di jok motor di tempat parkir.

 

Ndakpapa,” jawabnya singkat. Isaknya belum mereda, bahkan terdegar makin keras.

 

“Betul ndakpapa?” desak Memorandum sambil duduk di jok motor yang diparkir di sebelahnya.

 

“Ya ndakpapa kok,” katanya sambil menolah ke arah Memorandum. Mungkin bertanya-tanya, siapa lelaki tua ini kok kepo banget. Tetapi setelah melihat Memorandum yang mengenakan seragam, dia lantas bertanya, “Wartawa ya?”

 

Memorandum mengangguk, dan tanpa ragu mengajak Lili ke warung terdekat. Lili tak menolak. Memorandum pun pesan kopi. Lili juga. Kami lantas saling pandang dan tersenyum.

 

Sejenak kemudian kami terlibat pembicaraan akrab. Seperti teman lama. “Saya rajin membaca Memorandum. Saya suka Sejuta Kisah Rumah Tangga-nya,” aku Lili. Jujur, Memorandum terkejut dan merasa bangga.

 

“Saya bacanya di online,” tegasnya.

 

Tanpa ditanya Lili lantas mengatakan bahwa dirinya berada di pengadilan agama karena sedang menggugat cerai suaminya, sebut saja Novan. “Kami sudah belasan tahun menikah, tapi dia tidak pernah berubah,” katanya.

 

“Kenapa?”

 

“Kelakuannya. Sangat tidak menghargai saya sebagai istri. Sebagai perempuan.”

 

“Kenapa?” tanya Memorandum lagi setelah lama menunggu Lili tidak segera bicara, melanjutkan ceritanya.

 

“Kenapa suami Mbak Lili?” tanya Memorandum mengulang.

Sumber: