Disebut Partai Diktator, PSI Surabaya: Tudingan Menyesatkan

Disebut Partai Diktator, PSI Surabaya: Tudingan Menyesatkan

Josiah Michael.--

Surabaya, Memorandum-Anggota legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Surabaya, Josiah Michael, merespons sorotan yang diberikan pengamat politik Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi.

Menurutnya, tudingan Airlangga Pribadi yang menyebut PSI sebagai partai otoriter dan diktator adalah tidak benar. Josiah menegaskan bahwa tudingan itu jauh dari realita dan menyesatkan.

"Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian beliau, tetapi apa yang disampaikan tentu tidak benar dan jauh dari realita. Tuduhan yang mengatakan bahwa PSI adalah partai paling otoriter dan diktator itu tidak benar dan cenderung menyesatkan publik," ucapnya, Sabtu (9/9).

Josiah menjelaskan, tudingan bahwa kewenangan dewan pembina PSI yang dijadikan alasan otoriter itu sangat berlebihan. Sebab, dewan pembina PSI terdiri lebih dari 1 orang dan sudah sesuai AD/ART. Bahkan faktanya, keputusan dewan pembina harus diambil secara demokratis dan egaliter.

"Beda cerita kalau dewan pembina hanya satu orang, itu baru bisa disebut otoriter. Lah ini kan tidak. Dan hal ini telah selaras dan koheren dengan UU Parpol," beber Josiah yang juga pernah menjabat sebagai Ketua DPD PSI Kota Surabaya ini.

Selain itu, kewenangan dewan pembina yang disebut oleh Airlangga militeristik karena bisa membatalkan keputusan dari tingkat yang ada di bawahnya sangat tidak benar.

Josiah menyebut, forum tertinggi partai telah memberikan kewenangan kepada dewan pembina sebagaimana diatur dalam AD dan ART.

"Oleh karena itu, apapun bentuk dan jenis kewenangan yang dimiliki oleh dewan pembina PSI, selama hal tersebut diatur dalam AD dan ART PSI, maka kewenangan tersebut harus dipandang sebagai wujud pelaksanaan kedaulatan anggota PSI yang dimandatkan kepada dewan pembina, bukan sebagai bentuk otoritarian dan diktator apalagi militeristik," papar dia.

Josiah juga menepis tudingan yang menyatakan PSI dianggap bungkam dan tidak menunjukkan keteguhan sikapnya terhadap isu perpanjangan masa jabatan presiden dan 3 periode.

"Kami mengambil sikap kok, siapa yang bilang PSI diam saja? Silakan dicek," tegas dia.

Dirinya lantas mengajak Airlangga untuk diskusi secara terbuka. Hal itu bertujuan untuk memperdalam sejauh mana Airlangga mengenal PSI. Josiah khawatir sorotan yang diberikan terhadap partainya merupakan komentar pesanan.

"Sepertinya Pak Airlangga tertarik mempelajari dan mengenal Partai Solidaritas Indonesia lebih dalam. Kami sangat terbuka untuk diskusi supaya Pak Airlangga lebih mengenal PSI dan jangan sampai di tahun politik ini komentarnya menimbulkan kesan komentar pesanan," pungkas Josiah. (bin/ono)

Sumber: