Kekeringan Melanda, Suplai Air Bersih Tidak Mencukupi

Kekeringan Melanda, Suplai Air Bersih Tidak Mencukupi

Pasuruan, memorandum.co.id-Dampak kekeringan terus dirasakan ratusan bahkan ribuan warga di wilayah Kabupaten Pasuruan. Bahkan, kekeringan ini sudah mereka rasakan sejak Juli 2023 lalu. Mereka merasakan dampak kekeringan saat musim kemarau, sehingga debit air terus menurun. Berdasar informasi dari data Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kecamatan Pasrepan, untuk di wilayah Kecamatan Pasrepan sendiri ada 4 desa yang mengalami kekurangan air bersih. Di antaranya Desa Ngantungan, Petung, Sibon, dan Mangguan. Muslim, Ketua FPRB Kecamatan Pasrepan menyatakan, awal dampak kekeringan dirasakan warga di 4 desa. Para warga merasakan kesulitan air bersih sejak awal Juli 2023 lalu. Sehingga sampai pertengahan Agustus ini, Pemerintah Kabupaten melalui BPBD terus mendistribusikan air bersih secara bergiliran. "Kalau bantuan air bersih dari BPBD memang sudah kita dapatkan. Tetapi belum bisa menjangkau untuk seluruh KK yang membutuhkan air bersih," kata Muslim, yang juga sebagai Sekretaris Desa Petung, Pasrepan. Selasa (22/8). Di Desa Petung sendiri, jumlah Kepala Keluarga yang terdampak kekeringan sebanyak 221 KK yang berada di Dusun Precet. Kemudian sebanyak 77 KK di Dusun Tegalrejo. Lalu, di Desa Sibon terdiri dari 200 KK di Dusun Dongol. 125 KK di Dusun Pesaan. Dan 300 KK di Dusun Karangkecak. Sementara Di Desa Ngantungan, kekeringan bisa dijumpai di Dusun Cumpring dengan 300 KK. Kemudian 270 KK lainnya berada di Dusun Krajan. Sedangkan kekurangan air bersih yang terjadi di Desa Mangguan terdapat di dusun Duren dengan 450 KK. Tetu saja, dengan data sebanyak itu, suplay bantuan air bersih dari Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten Pasuruan tidak menjangkau alias terbatas. Dampak dari kekeringan ini hampir dialami warga pada 4 desa di Pas. Namun untuk saat ini, warga mengantisipasi pembagian airnya dengan sistem bergilir. "Dengan pengalaman pada beberapa tahun ke belakang, supaya warga tidak berebut, maka kita pakai sistem bergilir. Siang dan malam untuk pengambilan air bersih di tandon," lanjut Muslim. Warga sudah semakin sadar bahwa penerapan sistem bergilir akan lebih efektif. Mereka tidak berebut seperti pada awal-awal terjadinya kekeringan karena kekurangan pasokan air bersih. Sementara warga yang memiliki kendaraan sendiri, seperti pick up, biasanya mengambil sendiri air di sumber air Umbulan dengan menggunakan jirigen. Sugeng Hariadi, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, saat dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya setiap hari sudah mendistribusikan pasokan air bersih ke beberapa wilayah yang terdampak kekeringan. Terus bergilir ke sejumlah wilayah desa. "Setiap hari sudah ada kendaraan suplay air bersih yang bergerak ke sejumlah desa yang terdampak. Ada sekitar 2 sampai 3 tangki air bersih sesuai dengan kebutuhan dan jumlah KK," jelas Sugeng. BPBD Kabupaten Pasuruan dalam pendistribusian air bersih juga melibatkan beberapa pihak. Diantaranya Dinas Sosial, Dinas Perkim, serta PMI yang selalu bersinergi dalam pendistribusian air bersih. BPPD mengakui distribusi air tidak haya untuk Kecamatan Pasrepan saja. Karena beberapa wilayah lainnya juga menderita kekeringan. Di antaranya Kecamatan Winongan, Kejayan, Lekok, Lumbang, dan Kecamatan Gempol. (kd/mh/ono)

Sumber: