Dilema Perempuan Berjilbab Bersuamikan 2 Hati (3)

Dilema Perempuan Berjilbab Bersuamikan 2 Hati (3)

Seminggu Rohim terkulai lemas di atas ranjang. Dua hari terakhir bahkan terpaksa dibawa ke rumah sakit karena sesak napasnya kambuh lebih parah. Rohim harus dibantu tabung pernapasan. Seperti dulu pernah terjadi. Kali ini kondisinya bahkan lebih parah. Dia sampai nglindur. Dalam tidurnya dia menyebut nama Wulan beberapa kali. Keponakan yang dianggap anak dan sedang menunggu Rohim mendengarkannya. Dia lantas melapor kepada Welas. “Jujur saja. Saya cemburu. Waktu menunggu dia di rumah sakit saya sempatkan untuk menginterogasi Mas Rohim,” kata Welas. Saat itulah Rohim mengakui bahwa Wulan pernah menjadi kekasihnya. Bahkan saat dijodohkan dengan Welas, pada saat bersamaan dia masih pacaran dengan Wulan. Hanya karena takut dinilai tidak patuh kepada orang tua, terutama ibu, Rohim rela mengorbankan cintanya kepada Wulan. Jadi, saat menikah dengan Welas, Rohim sama sekali tidak berbekal cinta. Walau begitu, lambat laun Rohim mampu menumbuhkan rasa cinta kepada Welas. Perempuan manis bak Yati Octavia ini dinilai Rohim sangat baik. Masuk kriteria perempuan saliha. Tidak banyak ulah dan suka berdiam diri di rumah, kecuali sedang bekerja. Rohim mengaku tidak menyesal walau harus meninggalkan Wulan. Bahkan lambat laun dia bisa mengubur kenangannya bersama Wulan. Hingga suatu saat Rohim mendengar kabar bahwa suami Wulan meninggal karena kecelakaan saat tugas dinas di luar kota. Kabar ini disampaikan sahabat Rohim dan Wulan. Rohim mengaku sejak itu mereka saling memberi kabar dengan Wulan. Sebulan bisa sampai lima kali kontak via telepon. “Mas Rohim mengaku hanya sebatas kontak via HP dengan Wulan,” kata Welas. Setengah tahun setelah itu Rohim sama sekali tidak pernah kambuh. Baru pada bulan ketujuh, Rohim mulai menunjukkan tanda-tanda tersengal. Kebetulan saat itu HP Rohim tercebur kamar mandi dan sempat sepekan diservis. Setelah itu Rohim sehat kembali. Dia dengan penuh senyum menerima telepon dari temannya. Tapi kondisinya mendadak kambuh lagi tiga hari kemudian setelah HP-nya hilang digasak copet di Jl Kartini. Lebih dari sepekan Rohim drop. Karena terus berlanjut kondisinya tidak ada perbaikan, Rohim dibawa ke rumah sakit. Sekitar 10 hari di rumah sakt, Rohim dibesuk Wulan. Kembali keanehan terjadi. Rohim mendadak merasa sehat dan kondisinya fit. “Saya sempat menggoda Mas Rohim, jangan-jangan sakitnya dikarenakan rindu Wulan. Tidak saya sangka, wajah Mas Rohim sempat kulihat terkejut,” kata Welas, yang lantas memancing-mancing pembicaraan berhubungan dengan Wulan. Seperti dugaan Welas, sepertinya memang masih terisa rasa cinta Rohim kepada Wulan. Dan itu menimbulkan rasa cemburu Welas. Dengan setengah hati Welas lantas bertanya apakah Rohim masih punya rasa cinta kepada Wulan. Rohim tidak menjawab. Tapi jujur saja, matanya mengakui itu dengan bahasa tatapan: ya. (jos, bersambung)  

Sumber: