Platform Diklat Online Kemenag Banjir Peminat
Jakarta, memorandum.co.id - Platform pendidikan dan pelatihan online yang dikembangkan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag yakni Massive Open Online Course (MOOC) Pintar, sudah digunakan lebih dari 140 ribu peserta. Kepala Pusdiklat Teknis, Mastuki, mengatakan bahwa pengembangan MOOC Pintar terus dilakukan dalam rangka mengoptimalkan layanan peningkatan kompetensi melalui skema pelatihan agar semua masyarakat bisa mendapatkan manfaatnya. Hal ini disampaikan Mastuki saat menyambut rombongan dari Balai Diklat Keagamaan Palembang yang sedang melakukan banch marking ke Pusdiklat Teknis, di Ciputat, Senin (31/7/2023). Menurutnya, MOOC Pintar dalam satu tahun terakhir telah diikuti oleh 143 ribu peserta. “Kita telah banyak menjalin komunikasi dengan stakeholder, dengan berbagai direktorat yang ada di kementerian agama, juga organisasi lain,” terangnya. Menurutnya, layanan pelatihan harus ditingkatkan, diperluas dan dipercepat karena banyaknya masyarakat yang harus dilayani. “Massive Open Online Course Pintar yang dikembangkan Pusdiklat ini dirancang untuk meningkatkan dan membantu mempercepat layanan. Karenanya, Pintar ini tidak hanya milik Pusdiklat semata, tapi didedikasikan untuk Kementerian Agama, bisa dipakai bersama,” tuturnya. “Dengan menjadikan Pintar sebagai milik bersama, kita berharap percepatan layanan pengembangan pengetahuan juga bisa dipercepat karena didukung berbagai pihak,” tambahnya. Mastuki menyambut baik kedatangan tim dari BDK Palembang. Hal itu menunjukkan BDK Palembang juga ikut mendukung pengembangan MOOC Pintar. “Sudah ada lima BDK yang bekerja bersama-sama dengan Pusdiklat untuk mengembangkan konten pelatihan, dan ini bagus sebagai platform bersama. Saat ini sedang proses editing, sebentar lagi bisa diumumkan di masyarakat sebagai produk pelatihan,” terangnya. Mastuki pada kesempatan ini juga menjelaskan tentang pemanfaatan teknologi dalam pelatihan tatap muka. “Kita telah memiliki Digital Smart Class, pelatihan tatap muka tapi dengan cara kerja berbasis teknologi. Semua proses belajar dipandu dengan teknologi sehingga muncul ekosistem berbasis digital. Semua proses pembelajaran dilakukan dengan paperless, dan semua peserta terhubung ke dalam sayu device, terhubung ke sumber-sumber belajar yang ada di liar kelas,” pungkasnya. (*/rdh)
Sumber: