Kompetisi Liga 1 Darurat Wasit

Kompetisi Liga 1 Darurat Wasit

Catatan: Eko Yudiono, wartawan memorandum.co.id Kompetisi sepak bola kasta tertinggi Liga 1darurat wasit. Baru dua pekan bergulir, wasit dianggap merugikan beberapa kontestan. Sebut saja Persebaya. Bahkan, Presiden klub Persebaya Azrul Ananda langsung menelpon Ketum PSSI Erick Thohir pasca timnya ditahan 1-1 oleh Barito Putera di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Sabtu (8/7/2023) lalu. Penyebabnya, Song Ui-young yang dijatuhkan Bagas Kaffa di kotak terlarang tidak mendapatkan hadiah penalti. Padahal, dalam tayangan ulang jelas-jelas pemain asal Singapura itu ditarik oleh Bagas. Tapi wasit bergeming. Padahal, yang memimpin pertandingan adalah wasit FIFA, Thoriq Alkatiri yang selama ini dikenal sangat jeli dan diakui kapasitasnya. Selang sehari berikutnya, Bhayangkara Presisi Indonesia menjadi ‘korban’ kelalaian wasit plus asisten. Gol Dendy Sulistyawan yang mendapatkan umpan dari Matias Mier di menit ke-82 dianulir wasit Nendi Rohaendi asal Bandung. Padahal, dalam tayangan jelas-jelas jika Dendy yang juga anggota polisi ini dalam posisi onside. Jika tidak dianulir, Bhayangkara berhasil menyamakan kedudukan dan kemungkinan ceritanya menjadi lain di akhir pertandingan. Dendy, yang juga striker Timnas seolah tidak percaya dengan keputusan wasit. Bahkan, via Instagram pribadinya, penyerang asal Lamongan ini mengatakan kalimat yang cukup menohok, ‘Nemen’ (parah). Akun IG pengamat sepakbola dibanjiri komentar miring terkait kepemimpinan wasit. Bahkan, nama Ketum PSSI Erick Thohir banjir tag oleh nitizen. Darurat wasit benar-benar harus menjadi perhatian. Karena itu, sebelum kompetisi berlanjut lebih jauh, wasit harus menjadi prioritas utama pembenahan. Apalagi, komisi wasit langsung ditangani oleh Ketum PSSI. Harapanya jelas, tidak ada lagi tim merasa dirugikan wasit. Selain darurat wasit, kompetisi juga darurat video assistant referee (VAR). Suporter bahkan menginginkan penggunaan VAR secepatnya dilakukan agar kejadian-kejadian yang merugikan tim dapat diminimalisir. Pertanyaannya, jika bisa dipercepat kenapa harus diperlambat? Toh, muaranya juga untuk kepentingan dan kemajuan sepak bola nasional.Semoga (*)

Sumber: