Sopir Angkot Surabaya-Sidoarjo Protes Trans Jatim

Sopir Angkot Surabaya-Sidoarjo Protes Trans Jatim

Surabaya, memorandum.co.id-Puluhan pengemudi angkutan kota (Angkot) dari Surabaya dan Sidoarjo protes keberadaan bus Trans Jatim. Mereka mengatasnamakan  Serikat Sopir Indonesia (SSI) mengadu ke kantor DPRD Jawa Timur, Senin (3/7). Anggota Komisi D DPRD Jatim, Martin Hamonangan berharap agar keberadaan Trans Jatim tidak mematikan nasib angkutan kota, terutama di wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Karena itu, kedua jenis moda transportasi itu harus bersinergi, agar bisa dimanfaatkan dengan baik oleh penumpang dari Sidoarjo, Surabaya dan Gresik. “Yang sudah disepakati tadi jangan sampai mematikan eksisting penumpang yang ada,” katanya. Politisi PDIP Jatim itu mengatakan, dalam pertemuan yang difasilitasi DPRD Jatim, Dishub Jatim juga sepakat untuk memberikan subsidi bagi angkutan kota. “Yang kedua dalam support ekonomi sopir maka Pemprov Jatim memberikan jaminan dan memberikan subsidi kepada sopir. Anggaplah kalau mobil angkot berisi 16 penumpang maka subsidinya ditanggung,” tambahnya. Anggota DPRD Jatim dari Dapil Banyuwangi-Bondowoso dan Situbondo itu berharap agar keluhan dari SSI itu bisa didengarkan oleh Pemprov Jatim. Pasalnya, organisasi itu menaungi ratusan sopir angkot, yang juga membutuhkan perhatian dari Pemprov Jatim. “Yang paling penting angkutan umum yang diwakili SSI bisa terakomodasi dan mereka bisa bekerja,” jelasnya. Sementara itu, Siswoyo salah satu perwakilan SSI menyampaikan kekhawatiran setelah dioperasikannya Bus Trans Jatim. Apalagi Bus Trans Jatim juga   menambahkan koridor baru yakni Mojokerto-Surabaya dan Madura, bakal menimbulkan dampak negatif dan membuat para sopir angkot kehilangan penumpang. Di depan anggota DPRD Jatim, Siswoyo berharap agar Pemprov Jatim juga memikirkan nasib angkutan kota. Salah satu tuntutannya adalah meminta agar Dishub Jatim memberikan subsidi operasional, serta mensinergikan jalur penumpang antara Bus Trans Jatim yang sudah beroperasi. “Keluhan kami adalah dengan adanya Trans Jatim ini ada dampak negatif,” terang dia. Para sopir angkot berharap keberadaan Bus Trans Jatim bisa disinergikan dengan angkutan yang dilalui. “Sehingga kawan-kawan tidak lagi khawatir pendapatannya,” kata Siswoyo. Ditegaskan para sopir angkot ini, ada solusi. “Alhamdulillah setelah ada pertemuan ini sudah ada pembahasan mengenai nasib kami,” tandasnya. Siswoyo mengaku, dalam pertemuan dengan anggota Komisi D DPRD Jatim, Dishub Jatim berkomitmen untuk memikirkan nasib para sopir angkot. Salah satunya adalah memberikan jaminan, agar para angkutan kota tidak kehilangan penumpang, dan bisa bersinergi dengan Bus Trans Jatim agar mereka bisa berbagi penumpang. “Kawan-kawan sudah paham tujuan Trans Jatim adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dan tanpa meninggalkan para sopir. Usulannya adalah nanti kita akan menata bareng-bareng,” tegasnya. (day/ono)

Sumber: