Lamongan, memorandum.co.id - Setelah sebelumnya menggelar Lomba Masak Kuliner Khas Lamongan Otak-otak, kali ini TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) menggandeng Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan untuk melaksanakan Lomba Cipta Menu Olahan Pangan Lokal B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) non beras, pada Kamis (22/6) di Halaman Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan. Membuka pelaksanaan lomba, Bupati Yuhronur Efendi mengatakan bahwa hal ini merupakan cara untuk memanfaatkan potensi makanan dari bahan makanan non beras yang tidak membosankan dan bergizi untuk keluarga.
“Ini adalah memanfaatkan potensi lokal. Banyak sekali potensi makanan dari bahan makanan non beras yang bisa diolah menjadi makanan yang sehat dan berkualitas tentunya. Kita juga akan terus membiasakan membuat makanan bergizi khususnya untuk anak-anak kita sehingga mereka mendapatkan makanan yang tidak membosankan, menyenangkan, dan lebih bergizi. Karena tantangan kita untuk stunting ini tidaklah ringan, target di tahun 2024 angka stunting ini sebagaimana arahan Bapak Presiden harus di bawah 14 persen, sedangkan kita sekarang masih di angka 27 persen, untuk itu berbagai effort harus dilakukan,” terang Pak Yes.
Dilaporkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan Moch. Wahyudi, selain untuk memperingati Hari Jadi Lamongan ke 454 Tahun, lomba ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat di Kabupaten Lamongan akan pentingnya konsumsi pangan B2SA, untuk mendorong peningkatan kreatifitas masyarakat dalam mengembangkan atau menciptakan menu B2SA berbasis sumberdaya lokal, membangun budaya keluarga, dan untuk mengkonsumsi menu makanan B2SA dalam memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari dengan memanfaatkan potensi pangan yang ada di sekitar.
“Ini sebagai upaya untuk mendorong konsumsi pangan masyarakat agar sesuai dengan pola konsumsi pangan harapan, sehingga terbentuk SDM yang aktif, produktif, dan unggul. Pesertanya sebanyak 60 orang dari Kabupaten Lamongan yang merupakan pengusaha jasa kuliner catering, dengan menu yang dilombakan adalah menu keluarga untuk makan pagi 20 peserta, makan siang 20 peserta, dan makan malam 20 peserta, peserta juga wajib menyajikan 2 macam kudapan untuk balita dan anak berusia 6-12 tahun. Bahan yang digunakan adalah bahan pangan lokal,” lapor Wahyudi.
Beberapa olahan pangan B2SA yang dikreasikan ini diantaranya makanan berbahan dasar non beras seperti jagung, kentang, singkong, ubi, talas, sorgum, berbagai sayuran, dan ikan.(*)