Pemkab Tulungagung Gelar Rembuk Stunting Tahun 2023

Pemkab Tulungagung Gelar Rembuk Stunting Tahun 2023

Tulungagung, memorandum.co.id - Bertempat di Ballroom Crown Victoria Hotel, Pemkab Tulungagung menggelar rembuk stunting tahun 2023, Senin (05/06/2023). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo beserta Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tulungagung, Siyuk Maryoto Birowo. Kemudian ada Wakil Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo bersama sejumlah pejabat, dan juga perwakilan Kemendagri, serta perwakilan Kepala Bappeda Provinsi Jawa Timur. Rembuk stunting kali ini diikuti oleh 250 tamu undangan. Mereka terdiri dari para camat, kepala desa yang wilayahnya menjadi lokus penanganan stunting, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, hingga organisasi profesi dan organisasi masyarakat. Di hadapan tamu undangan, Sekretaris Bappeda Kabupaten Tulungagung, Rusdianto mengatakan, rembuk stunting digelar untuk menghasilkan rumusan - rumusan yang bisa menjadi acuan dalam penanganan stunting di Kota Marmer. "Output kegiatan ini adalah komitmen penurunan stunting yang ditandatangani oleh bapak bupati, bapak wakil bupati, perwakilan DPRD, tim penggerak PKK, kepala desa dan perwakilan. Kemudian adanya rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang telah disepakati oleh lintas sektor untuk dimuat dalam rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) dan rencana kerja organisasi perangkat daerah (Renja OPD) tahun 2024," paparnya. Selain membuat aturan yang memberikan jalan bagi organisasi perangkat daerah (OPD) untuk bisa terlibat aktif dalam penanganan stunting, lanjut Rusdi, pihaknya juga bersama dengan lintas sektoral terus berusaha melaksanakan banyak hal, guna menekan potensi dan angka stunting di Tulungagung. Setelah pada 2023 ditetapkan 20 desa di 13 kecamatan yang masuk dalam lokus penanganan stunting, untuk tahun 2024 mendatang, pihaknya juga telah menetapkan 20 desa tambahan sebagai lokus penanganan stunting. "Dengan memperhatikan jumlah kasus stunting, prevalensi stunting, dan tren peningkatan kasus stunting, serta mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah, rencana lokus bertambah," ungkapnya. Rusdi merinci, ada Desa Sukoanyar dan Desa Suwaluh di Kecamatan Pakel. Kemudian Desa Kaliwungu, Ngunut dan Gilang di Kecamatan Ngunut. Selanjutnya ada Desa Besuki di Kecamatan Besuki, ada Desa Bendo, Tawing, Sidomulyo, Mojoarum dan Tiudan di Kecamatan Gondang. Ada juga Desa Junjung, Wates dan Jabalsari di Kecamatan Sumbergempol. Kemudian Desa Kedungcangkring di Kecamatan Pagerwojo, lalu Desa Tanen, Aryojeding dan Sumberagung di Kecamatan Rejotangan. Setelah itu ada Desa Betak di Kecamatan Kalidawir, dan Desa Campurdarat di Kecamatan Campurdarat. Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tulungagung, Siyuk Maryoto Birowo menjelaskan, selama ini kader PKK di Kabupaten Tulungagung sudah cukup proaktif dalam upaya pencegahan stunting. Bahkan tidak jarang, kader PKK harus jemput bola balita atau bayi stunting di Tulungagung yang tidak datang ke posyandu saat pemeriksaan kesehatan rutin. "Pernah ada cerita, kader kami sampai datang kerumahnya sasaran dan menggendong sasaran ini agar mau memeriksakan diri dan dilihat perkembangannya. Karena rupanya di rumah itu orangtuanya tidak ada, tinggal kakek neneknya yang sudah tua," jelasnya. Siyuk Maryoto juga mengajak, para kepala desa supaya tak ragu-ragu lagi menggunakan sebagian anggaran dana desa untuk pencegahan dan penanganan stunting. Sebab aturan penggunaannya sudah ada dan diperbolehkan. "Kades - kades ini mbok mau menganggarkan, dan desanya untuk mendukung kegiatan ini. Jangan cuman ya ya ya, tapi tidak ada sokongan dana," tuturnya. Bukan hanya PKK, Siyuk mengaku sudah mengajak lintas instansi untuk penanganan penekanan angka stunting ini. Termasuk dengan menggandeng dinas ketahanan pangan, dinas peternakan, kemudian BAZNAS, hingga OPD di tingkat Provinsi Jawa Timur. "Kita bisa berikan peralatan sekolah, lauk pauk seperti ikan gurame dan lain-lain," jelasnya. Di tempat sama, Bupati Maryoto Birowo mendukung upaya yang selama ini telah dilakukan tim penanganan pencegahan stunting di Tulungagung. Termasuk dukungan kades di desa-desa lokus penanganan stunting. Menurutnya, dengan dukungan banyak pihak, masalah stunting bisa diselesaikan dan target zero stunting tahun 2030 bisa tercapai. Sehingga, angan - angan besar negara ini menjadi negara unggul di tahun 2045 bisa tercapai. "Semoga kita bisa mencapai target itu," pungkasnya.(fir/mad/ziz)

Sumber: