Peringatan Hari Lansia Nasional di Panti Jompo Lestari, Berkumpul dengan Teman Senasib Jadi Kebahagiaan Tersen
Surabaya, memorandum.co.id - Kebahagiaan terpancar dari wajah puluhan penghuni Panti Jompo Lestari, Kamis (1/6/2023). Sebab, pemilik panti jompo setempat, pasangan suami istri (pasutri) Hariyanto dan Sumiarlik mengadakan acara peringatan Hari Lanjut Usia (Lansia) Nasional. Sejatinya, Hari Lansia jatuh pada 29 Mei, namun karena sesuatu hal, Panti Jompo Lestari baru bisa memperingatinya hari ini. Acara berlangsung sederhana namun penuh makna. Sebelum potong tumpeng, ustaz Kamto yang didatangkan khusus, memberikan tausiyah kepada para lansia yang menghuni panti jompo di Jalan Raya Bringkang, Menganti, Gresik itu. Kepada para lansia, Ustaz Kamto berpesan agar penghuni panti jompo selalu gembira. “Jangan sampai sedih atau susah. Sebab, jika sedih dan susah dampaknya akan ke tubuh. Isilah hari-hari dengan selalu bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan,” jelas ustaz Kamto. Ustaz Kamto juga menambahkan agar para lansia selalu memanfaatkan waktu sebaik mungkin. “Kalau ada waktu luang, bisa dimanfaatkan untuk membaca surat-surat pendek Alquran, InsyaAllah akan mendapatkan pahala,” urainya. Setelah memberikan tausiyah, ustaz Kamto kemudian memberikan game kecil kepada para lansia. Yaitu menghafal ayat-ayat pendek. “Siapa yang hafal Surat Al-Ikhlas,” tanya ustaz Kamto. Joko, salah satu penghuni asal Nusa Tenggara Timur (NTT) pun mengangkat tangan. Selanjutnya, pria yang sakit stroke ini mulai membaca. Meski agak terbata-bata namun Joko mampu menyelesaikan bacaannya. Sebagai hadiah, ustaz Kamto memberikan uang Rp 10 ribu yang disambut dengan senyum lebar. Ada juga H Supii yang juga berhasil membaca Surat At-Tin dengan lancar. Sama dengan Joko, Supii juga lancar membaca Surat dengan delapan ayat itu. Ustaz Kamto pun memberikan hadiah Rp 10 ribu yang diterima dengan semringah oleh Supii. Baik Joko dan Supii mengaku Bahagia tinggal di Panti Jompo Lestari. Berkumpul dengan sesama lansia menjadi kebahagiaan tersendiri. Meski awalnya harus menyesuaikan diri, namun Joko dan Supii kini mengaku betah. “Senang karena sekarang banyak teman di sini,” ungkap Joko. Kebanyakan penghuni panti jompo adalah para lansia yang tidak diurusi oleh keluarganya. Mereka ditinggalkan begitu saja di panti dengan alasan tidak sanggup merawat. Bahkan, ada yang tidak dijenguk keluarga sama sekali. Melihat latar belakang para lansia ini sebenarnya membuat hati terenyuh. Meski sebagian besar penghuni adalah kaum duafa, namun ada juga yang pensiunan aparatur sipil negara (ASN). Seperti Endang misalnya. Wanita 67 tahun ini adalah pensiunan polisi Wanita (Polwan). Bahkan, informasinya, anak-anaknya ada yang mempunyai pangkat dan jabatan. Sayang, anak-anak Endang tidak ada yang mau mengurusnya sehingga oleh dinas sosial Lamongan dibawa ke Panti Jompo Lestari. Kini para lansia ini berusaha untuk mendapatkan kebagian baru di panti jompo. Bersama teman senasib menjadi kebahagian tersendiri. Di bagian lain, pemilik Panti Jompo Lestari, Hariyanto dan Sumarlik berharap agar di Hari Lansia, para penghuni tetap ceria. “Meski mungkin jauh dari keluarga namun para lansia ini sudah mendapatkan keluarga baru di panti ini,” ungkap Hariyanto dan Sumarlik kompak. Penghuni Panti Jompo Lestari tercatat sebanyak 53 orang dan 50 persen diantaranya kaum duafa. Para lansia ini berasal dari Surabaya Raya (Surabaya, Gresik, Sidoarjo). Namun ada juga yang berasal dari Lamongan, Bekasi, hingga NTT. (ono)
Sumber: