Pileg Proporsional Tertutup, Pakar: Berdampak terhadap Caleg
Surabaya, memorandum.co.id - Sistem proporsional tertutup diusulkan untuk diterapkan dalam Pileg 2024 menjadi kekhawatiran para calon legislatif (caleg). Wacana tersebut sedang diuji materi di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait adanya gugatan UU No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu). Pakar politik Universitas Trunojoyo Madura, Surochim menyampaikan sistem proporsional tertutup jelas akan bisa berdampak pada banyak hal. “Kader potensial yang namanya tidak berada di nomor jadi, hampir pasti akan banyak yang menarik diri dan meninggalkan partai,” terang Surochim. Disampaikan Surochim, memastikan para caleg dengan nomor sepatu, akan tidak mau berjuang maksimalkan. “Mereka yang ada di nomor sepatu akan realistis dengan peluang yang ada. Mereka tidak akan mau berjuang maksimal dan hanya akan mengandalkan suara partai,” tutur dia. Disampaikan Surochim, bawah l relasi kuasa partai terhadap kader menjadi sangat sangat ideologis dan super powerfull. “Tetapi kompetisi antarcaleg tak lagi menjadi seru untuk mendekati voters,” tegas dia. Menurutnya bagi partai politik terbuka yang mengaet kader-kader baru dengan iming-iming suara terbanyak tentu tidak bisa lagi dilakukan. Karena harus urut kacang sebagaimana ditetapkan partai. "Bagi partai politik yang selama ini menganut sistem kaderisasi terbuka, tentu sistem ini akan membuat partai politik tidak lagi menarik dan potensial akan banyak ditinggalkan kader baru. Apalagi selama ini kaderisasi internal pondasinya belum mapan sehingga potensi untuk lari dan meninggalkan partai sangat besar,” tegas dia. Ia menegaskan, sistem tertutup akan potensial merugikan partai politik dengan sistem pengkaderan yang belum mapan. “Ya menurut saya sistem tertutup akan potensial merugikan parpol-parpol baru dengan sistem pengkaderan belum mapan,” tutup Surochim. (day)
Sumber: