Sejarah Masakan Rawon, Sajian Khas Jawa Timur yang Jadi Sup Terenak Se-Asia

Sejarah Masakan Rawon, Sajian Khas Jawa Timur yang Jadi Sup Terenak Se-Asia

Surabaya, Memorandum.co.id - Rawon merupakan salah satu masakan khas Jawa Timur khususnya Surabaya. Masakan berkuah ini menggunakan keluak sehingga warnanya hitam. Sup daging berbumbu kluwek yang hitam pekat ini memiliki rasa gurih medhok dan bumbu pekatnya ternyata bikin banyak orang ketagihan. Meskipun warnanya hitam pekat, rawon tetapi disukai banyak orang. Apalagi disajikan dengan sambal terasi, telur asin, tauge pendek dan kerupuk udang. Selain itu potongan daging berlemaknya empuk juicy. Makin enak dimakan dengan telur asin dan tauge segar. Adapun untuk daging sapi yang biasa untuk masak rawon adalah sengkel dan sadung lamur. Keduanya bisa dipresto terlebih dahulu agar lebih empuk maupun dimasak langsung menggunakan panci biasa. Membuat rawon tak beda dengan membuat sup. Yang penting pilih daging berlapis lemak yang bagus lalu racik bumbunya. Sejarah Masakan Rawon Sebuah catatan sejarah menunjukkan bahwa sajian rawon sudah ada dan dikonsumsi masyarakat sejak 1000 tahun yang lalu. Hal tersebut tercantum dalam prasasti Taji (901 M) yang ditemukan di dekat Ponorogo Jawa Timur. Dalam prasasti itu, rawon disebut dengan rarawwan (sayur rawon). Karena dicatat pada sebuah prasasti, bisa disimpulkan bahwa sajian ini disantap oleh kalangan kerajaan yang mengeluarkan prasasti Taji itu. Ada anggapan bahwa rawon yang sangat populer awalnya merupakan makanan rakyat, yang kemudian menjadi digemari juga oleh kalangan kerajaan. Bukti sejarah tentang keberadaan rawon sebagai santapan kuliner kerajaan juga datang dari catatan dalam Serat Wulangan Olah-olah Warna-warni, yaitu catatan resep koleksi Istana Mangkunegaran Surakarta yang dicetak pada 1926. (*/Rdh)

Sumber: