Sejarah Museum Siola, Gedung Tua Peninggalan Investor Inggris

Sejarah Museum Siola, Gedung Tua Peninggalan Investor Inggris

Surabaya, Memorandum.co.id - Museum siola yang awalnya adalah pusat perbelanjaan terlengkap di Surabaya, bangkrut karena krisis moneter di tahun 1998. Atas prakarsa dari Walikota Surabaya Tri Rismaharini, beliau menghidupkan kembali gedung Siola dengan menjadikannya museum dan pusat layanan masyarakat pada tahun 2015. Hingga sekarang, banyak wisatawan yang berkunjung ke museum ini untuk berlibur sembari mengenal sejarah kota Surabaya. Mengenal sejarah Gedung Siola Gedung Siola pertama kali dibangun oleh investor Inggris yang Bernama, Robert Laidlaw. Ia juga pemilik salah satu retail terbesar didunia saat itu. Saat itu Gedung tersebut dibangun dengan nama Het Engelsche Warenhuis atau Toko Serba Ada Inggris. Dahulu juga sempat menjual toko tas dan koper terbesar di Surabaya. Namun, saat Jepang masuk, toko itu diambil alih oleh Jepang dan diganti Nama menjadi Chiyoda. Tas dan koper menjadi sangat popular saat itu. Bahkan, hingga kini masih banyak toko tas dan koper yang berada disekitar Gedung Siola. Pada saat perang, Tahun 1945, Toko Chiyoda berakhir dan berubah menjadi Gedung kosong. Gedung tersebut dimanfaatkan sebagai markas perang oleh masyarakat Surabaya. Setelah perang berakhir, Gedung itu jadi tidak terurus. Sehingga pada Tahun 1950, Presiden Soekarno memberikan Gedung tersebut kepada Pemkot Surabaya sebagai asset. Pada Tahun 1960 ada lima pengusaha yang mengontrak gedung. Pemda setempat merespon baik sehingga gedung tersebut diberi nama SIOLA. Diketahui, Siola merupakan singkatan dari nama lima pengusaha yang mengontrak. Pada saat itu Gedung Siola menjadi primadona Surabaya karena sebagai Mall pertama. Masa kejayaan gedung siola hingga 30 tahun. Gedung tersebut kemudian tutup pada tahun 1998 karena tidak mampu bersaing dengan Mall Modern. Seperti Pasar Atum, Pasar Turi, Plaza Surabaya dan Tunjungan Plaza. Sempat menjadi pusat perbelanjaan elektronik dengan nama Tunjungan Center namun tidak bertahan lama. Kemudian pemerintah memberikan Gedung tersebut kepada Ramayana, dan pada Tahun 2008 Ramayana Departement Store menutup usahanya karena sepi. Gedung tersebut sempat diganti nama menjadi Tunjungan City namun gagal. Akhirnya kembali di tangan pemkot Surabaya. Pada akhirnya Gedung itu menjadi Museum yang diresmikan pada tanggal 2015 oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Walaupun sudah tidak ada lagi nama SIOLA digedung tersebut. (*/Rdh)

Sumber: