Anak Dibunuh Ayah, Tinggalkan Coretan Perpisahan: Firasat atau Kebetulan?

Anak Dibunuh Ayah, Tinggalkan Coretan Perpisahan: Firasat atau Kebetulan?

Gresik, memorandum.co.id - Sungguh tragis nasib AZK (9) yang tewas di tangan ayah kandungnya sendiri, Muhammad Qo'dad Af'alul Kirom (29). Hasil olah TKP, Satreskrim Polres Gresik menemukan  kertas berisi gambar tangan dan coretan bernuansa perpisahan yang ditulis bocah malang tersebut. Wakapolres Gresik Kompol Erika Purwana Putra menjelaskan, pihaknya terus melakukan penyidikan kasus pembunuhan anak yang dilakukan ayah kandung di Desa Putatlor, Kecamatan Menganti itu. "Terbaru, ditemukan gambar dan coretan tangan tragis korban. Entah itu firasat korban atau ada maksud lain," ujarnya, Minggu (30/4/2023). Berdasarkan keterangan tersangka, malam sebelum dihabisi, korban sempat menggambar di selembar kertas. Gambar itu bercerita tentang perpisahan dengan teman-temannya. Tulisannya, 'Dari Zee untuk Airin. Selamat tinggal Airin. Selamat kenal Zee dan Pelangi dan Alea' "Gambar itu dibuat korban pada malam hari sebelum dibunuh ayahnya. Kami temukan di kamar korban. Namun kami belum bisa memastikan apakah itu firasat korban atau ada maksud lain," tandas Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wirdhan. Ketika hendak menggali keterangan lebih dalam, saat kertas itu diberikan kepada tersangka, Afan malah menangis. Ia mengatakan bahwa gambar itu merupakan isi hati korban yang sering dibully. AZK kerap dibully karena latar belakang orang tua yang buruk. Sebelumnya, tersangka dijerat pasal berlapis pembunuhan berencana. Yakni Pasal 340 KUHP jo Pasal 44 Ayat 3 UU Nomor 23 Tahun 2004. "Perbuatan terdakwa sangat keji terhadap anak kandungnya sendiri dan sudah direncanakan. Kita kenakan Pasal 340 pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati," tegasnya. Seperti diberitakan, bocah berusia 9 tahun tewas dibunuh ayah kandungnya sendiri di rumah kontrakan Desa Putatlor, Kecamatan Menganti, Gresik, Sabtu (29/4/2023). Tersangka begitu sadis  menghabisi nyawa korban AZK. Ditemukan 24 luka tusukan. Yakni semuanya di bagian punggung. Tiga di antaranya tembus bagian dada dan mengenai jantung Kendati sudah ditetapkan sebagai tersangka, Afan tidak menyesali perbuatannya. Katanya, itu dilakukan agar sang putri tenang dan masuk surga. Pengakuan Afan itu sangat mengagetkan. Betapa tidak, perbuatan sadis menghujani tubuh anak sendiri dengan pisau tak membuatnya merasa bersalah. Bahkan, tersangka tampak tenang ketika diamankan pihak kepolisian. "Nggak (tidak menyesal, red). Biar anak saya tenang dan masuk surga. Dia kan masih kecil, kalau meninggal masuk surga," katanya tanpa penyesalan. Diceritakan, korban yang masih duduk di bangku kelas 2 SD disebut kerap mendapat bullyan dari teman-teman sebaya. (and/har)

Sumber: