Tiga Sahabat Kompak Lebaran di Penjara
Kapolsek Jambangan Kompol Budi Waluyo menunjukkan barang bukti dan ketiga tersangka. Surabaya, memorandum.co.id - Di Bulan Suci Ramadan seharusnya dimanfaatkan untuk beribadah mencari pahala. Akan tetapi niat baik itu tidak berlaku bagi ketiga sahabat karib asal Surabaya Utara. Mereka malah mengedarkan barang haram jenis sabu-sabu (SS). Perbuatan tersebut dilakukan Setiyo (34), warga Jalan Asemrowo Kali; Syarif Hidayatullah (27), warga Jalan Greges Barat Gang Lebar, dan Nur Amin (28), warga Jalan Tambak Asri. Alhasil, bukannya untung yang didapat malah berujung Lebaran di tahanan Polsek Jambangan. Ini setelah ketiga tersangka diringkus anggota di rumah kos di Jalan Greges, Krembangan. Petugas juga menggeledah rumah kos dan petugas menemukan empat poket sabu seberat 0, 28 gram, 0, 30 gram, 0, 30 gram dan 0, 33 gram. "Barang bukti total 1, 21 gram sabu," ungkap Budi. Selain menemukan sabu, petugas juga menyita sebuah HP merek Oppo yang digunakan sarana komunikasi tersangka kepada atasannya IM (DPO). Kapolsek Jambangan Kompol Budi Waluyo mengungkapkan, terbongkarnya peredaran sabu yang dilakukan tersangka berawal dari informasi masyarakat bahwa di rumah kosnya, sering dijadikan transaksi narkoba. "Setelah diselidiki oleh anggota, ternyata benar adanya. Kemudian anggota menggerebek ketiga tersangka," kata Budi Waluyo. Setelah dirasa terbukti, anggota selanjutnya membawa ketiga tersangka ke Mapolsek Jambangan guna pengembangan lebih lanjut. "Kami sekarang fokus melacak atasannya IM," tandasnya. Budi membeberkan modus ketiga tersangka, yakni setelah menerima barang langsung dijual lagi ke pelanggannya sopir truk. "Modusnya, lanjut Budi, tersangka setelah menerima barang lalu menawarkan sabu ke calon pembeli," bebernya. Pengakuan ketiga sahabat tersebut kepada penyidik, baru dua minggu menjual barang haram itu. "Saya jual paket hemat seharga Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu," terang Syarif Hidayatullah. Dia nekat menjual serbuk kristal itu karena buruh uang untuk kebutuhan sehari-hari dan persiapan lebaran. "Baru dua minggu, jual ke sopir truk. Saya kerja kuli, penghasilan kurang," tuturnya. Hal senada juga diungkapkan Nur Amin. Pria yang bekerja sebagai pemulung ini nekat menjual sabu karena alasan ekonomi. Ia sudah dua kali mengirim sabu ke Syarif dan Setiyo. "Uang untuk kebutuhan sehari-hari. Kerja kuli," terangnya. (rio)
Sumber: