Melepaskan Juragan dari Jerat Pembantu Tetangga (3)
Pekerjaannya sebagai terapis pijat mampu mengubah kehidupan Susi dari serba kekurangan jadi jauh lebih baik. Otak Nanik segera bekerja dan akhirnya menemukan ide. Diajaknya Susi bekerja sama. Janda cantik satu anak tersebut diminta menggantikan posisinya sementara. Tujuannya satu: goda dan jadikan Pak Candra bertekuk lutut. Dengan begitu, juragannya akan meninggalkan Parem. Kesyantikan dan bodi Susi yang aduhai bisa dijadikan modal. Susi langsung setuju. Sebab, akhir-akhir ini tempat pijatnya relatif sepi. Sehari paling hanya melayani satu-dua tamu. Sebagian temannya malah sudah ada yang dirumahkan. Padahal biasanya dia minimal melayani tujuh sampai sepuluh tamu. Pada hari yang disepakati, Susi pura-pura bertamu ke rumah Pak Candra-Bu Mamik. Ia mengaku menjemput Nanik karena ayahnya sedang sakit keras. Sudah beberapa hari tidak sadarkan diri. Kata Susi, ibunya Nanik sudah berusaha menghubungi anaknya via HP, tapi tak bisa. Tidak ada nada panggil. Makanya Susi mereka mintai tolong menjemput Nanik ke Surabaya. Bu Mamik sempat bertanya berapa lama Nanik akan pulang kampung. Nanik mengaku bingung. Tidak bisa memastikan sampai kapan harus merawat ayahnya yang sakit. Yang pasti sampai sembuh. Bu Mamik terlihat kecewa. Saat itulah Susi menawarkan diri untuk menggantikan Nanik sementara, sampai temannya itu bisa kembali ke Surabaya. Pak Candra yang ikut menemui Susi matanya berbinar-binar. Bibirnya senyam-senyum. Hal itu tidak luput dari perhatian Nanik dan Susi. Diam-diam mereka saling cubit. Hari itu juga Nanik pamit. Susi ganti yang tinggal di rumah Pak Candra-Bu Mamik berusaha menjaga image. Perempuan yang di tempat kerja sebelumnya sangat bebas bertingkah itu kini setiap gerak dan langkahnya selalu diatur. Agar kelihatan sopan. Kalau bisa malah terkesan ndesani. Sulit, memang. Tapi hal itu harus dilakukan supaya Bu Mamik dan Pak Candra percaya bahwa Susi benar-benar fresh from the ndeso. Make up Susi diganti. Dari produk Make Over menjadi sekadar bedak merek Marcks. Susi juga mengganti pakaian dalamnya. Kalau dulu biasa memakai merek yang harganya di atas Rp 100 ribu per PC, diganti yang obralan Rp 10.000 dapat tiga, yang biasa dijual di pasar-pasar kampung. Susi ingin total tampil sebagai perempuan lugu dari desa. Ia tak mau keberadaan yang sesungguhnya terungkap. Bisa ambyar sia-sia semuanya. Hanya di depan Parem, kadang Susi tampil nggaya dan agak genit. Ini dilakukan, antara lain, ketika suatu hari Parem sengaja memanas-manasi Susi, sebagaimana dilakukan di depan Nanik. Parem dehem-dehem cukup keras saat mengeringkan rambut. Kala Susi menoleh, dia menyingkap dasternya dan berjoget memperlihatkan organ dalamnya secara vulgar. (jos, bersambung)
Sumber: