Gubernur Jatim Optimistis Program Shopee Barokah Mampu Perkuat Ekosistem Digital Ekonomi Pesantren

Gubernur Jatim Optimistis Program Shopee Barokah Mampu Perkuat Ekosistem Digital Ekonomi Pesantren

Surabaya, memorandum.co.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus berupaya mendorong tumbuhnya ekosistem bisnis digital dalam penguatan ekonomi berbasis pesantren. Salah satunya lewat pemanfaatan program Shopee Barokah dari Shopee sebagai wadah bagi produk halal yang mendukung potensi industri Islami di Indonesia. Fitur program ini akan menjadi penguat bagi produk-produk dari pondok pesantren baik yang dikembangkan melalui pesantenpreneur, santripreneur, maupun sociopreneur. “Kita harap Shopee Barokah ini akan nyekrup bersama Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren), Ekosistem Pesantren, Ekonomi Pesantren (Ekotren) maupun One Pesantren One Product (OPOP). Menjadi satu kekuatan kemandirian pesantrennya, kemandirian santrinya, dan kemandirian alumni Pesantrennya,” kata Khofifah, Sabtu (25/3). Sebagai informasi, Shopee Barokah pertama diluncurkan pada November 2019 lalu sebagai fitur yang disediakan untuk produk-produk halal berdasarkan sertifikasi dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal). Prinsip Islam dalam fitur Shopee Barokah yakni, pembeli dapat menemukan dan membeli produk-produk halal dan bertransaksi sesuai dengan prinsip Islam dengan menggunakan akad, diantaranya akad jual beli (ba'i), pinjaman ('ariyah), wadiah, ju’alah, dan hadiah. Shopee Barokah juga menghadirkan instrumen pembayaran zakat, infaq, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) yang memudahkan pengguna khususnya umat Muslim untuk beramal serta berperan membantu berbagai permasalahan ekonomi dan sosial bersama mitra yang kredibel. Khofifah berharap, usai kompetisi bisnis digital yang diselenggarakan Shopee Barokah ini, tetap ada proses pendampingan bagi para santripreneur. Sehingga tidak hanya bisnis secara digital, tapi juga ada e-commerce. Bila proses ini sudah dibangun dengan manajerial skill yang disupport oleh kampus UMKM Shopee, maka akan memberikan penguatan pada proses digitalisasi dari sistem ekonomi berbasis pesantren. “Tentunya ini akan menjadi penguatan seluruh basis usaha yang ada di pesantren baik dilakukan oleh pesantren, santrinya maupun alumninya,” katanya. UPT Pelatihan bersama Kampus Shopee di Malang ini, lanjut Khofifah, sudah dua tahun berdiri. Di sini, para pengusaha muda diajarkan mulai cara memotret, mempacking, dan melakukan penjualan secara online. "Alhamdulillah UPT Pelatihan ini sudah dua tahun berjalan dan telah banyak memberikan pelatihan. Di Kampus Shopee ini para pengusaha muda diajarkan bagaimana caranya memotret, mempacking dan melakukan penjualan secara live streaming. Mereka diharapkan menjadi top marketer," terangnya. Menurutnya, para santripreneur ini merupakan pengusaha-pengusaha yang akan sukses di dalam menguatkan Nahdlatut Tujjar. Jadi, sebelum Nahdlatul Ulama berdiri sebetulnya sudah diawali Nahdlatut Tujjar, atau bangkitnya para pedagang. “Saya termasuk paling sering diskusi soal Nahdlatut Tujjar. Jadi membangkitkan ekonomi di lingkungan pesantren secara institusional dalam sebuah ekosistem ada pesantrenpreneur, ada santripreneuer, dan ada sociopreneur," tukasnya. "Sociopreneur ini bukan hanya lingkaran di luar pesantren tapi juga alumni pesantren. Ini yang jaringannya borderless, tidak ada batasnya jaringan alumni pesantren ini,” imbuh Khofifah. Sementara itu, Direktur Shopee Barokah Bukhori Muslim mengatakan, melalui program Shopee Barokah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan santri dalam bisnis digital. Apalagi didukung dengan banyaknya santri dari berbagai ponpes di Jatim yang memiliki berbagai produk kreatif. “Shopee Barokah ini kita punya kanal khusus namanya produk santri. Seluruh produk dari para santri pesantren yang kita punya bisa disinergikan dengan program Pemprov Jatim yakni OPOP. Sehingga bisa lebih luas jangkauannya. Pasarnya tidak hanya di pesantren di Indonesia tapi juga luar negeri,” katanya. “Nanti kalau ikut program ekspor impor misalnya shopee dibuka di Korea Singapore, Filipina, itu bahasanya berubah. Apalagi kemarin kita sudah membuka pelatihan yang diikuti 1.000 santri dan mereka bisa berjualan di Shopee Barokah. Dan produk-produknya juga kreatif. Ini luar biasa sekali,” tandasnya. Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah turut menyerahkan penghargaan bagi para pemenang dalam kompetisi digital ini. Beberapa pemenang dalam Kompetisi Digital Shopee Barokah ini diantaranya Juara 1 diraih Toko santri Ahwarumi Fashion asal Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan. Toko ini menjual aneka fashion muslim wanita dan pria, yang mendapat yang mendapat hadiah Umrah serta modal usaha sebesar Rp 15 juta. Juara 2 diraih Toko santri ZOSE asal Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa, Kabupaten Nganjuk. Toko ini menjual produk minuman herbal untuk kesehatan dalam kemasan, mendapatkan hadiah modal usaha sebesar Rp 15 juta. Juara 3 diraih Toko santri Faqih 1995 asal Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, menjual shampo dari kandungan alami ekstrak lidah buaya, mendapatkan modal usaha Rp 10 juta. (bin)

Sumber: