Proyek TPT Lintas Nasional Gunung Gumitir – Banyuwangi Terancam Molor

Proyek TPT Lintas Nasional Gunung Gumitir – Banyuwangi Terancam Molor

Lokasi proyek TPT Lintas Nasional Gunung Gumitir Jember-Banyuwangi. Jember, memorandum.co.id - Pengerjaan proyek tembok penahan tanah (TPT) di 38 kilometer Gunung Gumitir,  Jember -Banyuwangi, terancam molor. Plengsengan yang sedang pada tahap pembangunan di Dusun Gunung Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo,  mengalami longsor pada Jumat (17/3/2023) pagi. Sebelumnya, Kapolsek Sempolan AKP Suhartanto menjelaskan, telah terjadi longsor di kilometer 38, lima puluh meter sebelum Kafe Gumitir, titik lokasi pengerjaan proyek TPT. Ada pekerja saat terjadi longsor. Namun beruntung mereka dapat menyelamatkan diri sehingga tidak ada yang mengalami luka maupun menimbulkan korban jiwa. Kerugian, hanya sebatas materiil. Plengsengan setinggi sekitar 14 meter dan panjang sekitar 20 meter yang  dibangun selama beberapa bulan tersebut ambrol sampai ke dasar jurang. Hasil penelusuran wartawan memorandum di lokasi proyek, tidak ditemukan papan proyek di lokasi. Menurut informasi proyek ini menggunakan anggaran dari pusat. Sementara Sofie Hamzah, penjaga pengatur jalan buka tutup di lokasi menuturkan,  pengerjaan proyek sudah berjalan kurang lebih satu setengah bulan yang lalu dan pada 17 Maret ambrol. "Beruntung tidak ada korban jiwa, karena bangunan tembok yang dipasang sudah tinggi, tiba-tiba ambles porak poranda. Sejak itu pengerjaan berhenti masih menunggu gambar dan teknis agar kerjanya tidak sia-sia lagi, " tutur Hamzah yang diamini oleh Ikrom teman yang lainnya. Sementara Suharto, koordinator Pengawas Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur-Bali Satuan Kerja PJN Wilayah I, Pejabat Pembuat Komitmen 1.6 Propinsi Jawa Timur di Jember, menerangkan, bahwa proyek TPT tersebut paket swakelola yang menggunakan dana dari kementerian PUPR pusat. "Sementara untuk berapa besar nilai anggaran proyek yang mengetahui Kantor Balai besar Surabaya. Sedangkan yang mengerjakan dari PT. Kami hanya memantau dan mengawasi saja, " terang Suharto, melalui telepon selulernya. Menurut Suharto, tidak adanya papan proyek pembangunan, memang tidak pernah ada karena lokasi tersebut dianggap bencana yang langsung dikerjakan. "Kami di wilayah hanya bertugas memantau," kata dia. Suharto menambahkan, bila ingin mengetahui berapa besar anggaran yang digunakan, bisa klarifikasi ke kantor Balai Besar Kementerian PUPR di Surabaya, (edy)

Sumber: