Hari Ke-3, Pencarian Santri Hanyut Sasar Bendungan Sengguruh
Malang, memorandum.co.id - Pencarian terhadap santri yanng hanyut, APR (15), warga Jalan Anjasmara, Kelurahan/Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, terus dilakukan. Memasuki hari ketiga, Kamis (9/3/2023), sebanyak 30 potensi SAR yang terbagi pada enam satuan regu (SRU) melakukan penyisiran. Diketahui, korban APR hanyut di Sungai Brantas, di Dusun Ketapang, Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (7/3) sekitar pukul 16.30. Dalam pencarian tersebut melalui penyisiran arus Sungai Brantas, baik melalui tepian maupun tengah dengan tiga perahu karet. “Bahkan saat ini tiga perahu karet tersebut terus melakukan penyisiran pada wilayah Bendungan Sengguruh,” terang anggota BPBD Kabupaten Malang Sarianto. Pencarian pada hari ketiga ini menjadi atensi SAR gabungan. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jasad Agung. “Mudah-mudahan korban kali ini dapat ditemukan, tidak sampai pada hari ketujuh sesuai SOP yang ada," kata, Sarianto seraya menyebutkan sesuai SOP pencarian sampai tujuh hari. Terpisah, Kapolsek Kepanjen Kompol Sri Widyaningsih yang terus mengawal pencarian ini menyampaikan pencarian hingga 15.00 masih belum ada tanda-tanda keberadaan korban hanyut. “Saya seharian berada di Bendungan Sengguruh untuk melakukan pemantuan, hingga pukul 15.00 WIB belum ada tanda-tanda,” kata Widya. Apabila hingga pukul 16.00 belum juga ditemukan maka pencarian akan dilalkukan keesokan harinya. “Yang melakukan pencarian ini ada 6 regu, 3 melalui darat dan 3 regu di air dengan menggunakan perahu karet milik BPBD dan PMI,” jelas Widya. Diberitakan, korban bersama santri dari Ponpes Al Aziz Dampit datang ke Ponpes Pendidikan dan Perguruan Agama Islam (PPAI), di Dusun Ketapang, Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, bersama dengan beberapa pengasuh Ponpes Al Aziz untuk mengikuti kegiatan di PPAI. Kebetulan, pengasuh Ponpes Al Aziz merupakan alumni Ponpes PPAI. Sekitar pukul 16.30, korban bersama dengan beberapa temannya menuju Sungai Brantas untuk mandi. Padahal sudah ada larangan, karena untuk mandi santri disediakan tempat di Sungai Molek yang ada di atas Sungai Brantas. Korban dan temannya tetap menuju Sungai Brantas yang dikenal curam dengan arus air yang deras. Setiba di Sungai Brantas, korban dan teman-temannya langsung berenang menyeberangi sungai. Saat temannya dapat kembali menyeberangi sungai, korban hanyut dan tenggelam. Selanjutnya, kejadian ini dilaporkan ke Mapolsek Kepanjen dan kemudian dilakukan pencarian yang melibatkan tim SAR gabungan. (kid/ari)
Sumber: