Kisah Kasih Kisruh Perempuan Syantik Pemburu Gelar (3)

Kisah Kasih Kisruh Perempuan Syantik Pemburu Gelar (3)

Melalui Mata Batin, Tampak Diikuti Makhluk Mengerikan Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Titik akhirnya fokus memburu gelar profesor muda. Dia tidak pernah mendengar kalau diingatkan soal jodoh. Hingga memasuki usia kepala tiga, dia masih tenang-tenang saja. Yang gelisah justru keluarga. Apalagi ketika usia Titik sudah memasuki kepala tiga. “Kami khawatir Titik kebablasen tidak menikah sampai usia tua. Zaman sekarang kan banyak yang begitu,” kata Yudi. Yudi juga khawatir keluarga Antok benar-benar menjalankan ancamannya: mengguna-guna agar Titik dijauhkan dari jodoh. Untuk memastikan masalah ini, Yudi berkonsultasi dengan beberapa ulama dan kakaknya, Rachmad, yang sedikit-banyak mengenal dunia mistik. Beberapa ustaz menyarankan agar Titik di-ruqyah. Berbeda dengan Rachmad yang cenderung memiliki keyakinan unsur Kejawen. Dia menyuruh Yudi secepatnya meruwat Titik. “Soal keyakinan, aku sudah lama berseberangan dengan kakakku ini. Sekarang aku hanya ingin memastikan ada unsur magic pada persoalan Titik.” Masalahnya, Titik sendiri tidak mau menjalani kedua solusi tadi. Diruwat maupun di-ruqyah. Dia yakin tidak ada apa-apa pada dirinya. Semua berjalan sesuai dengan keinginannya. Menurut Yudi, kakaknya yakin melihat Titik—melalui pandangan batin jarak jauh—diikuti makhluk mengerikan sepanjang waktu. Titik bahkan tidak diberi kesempatan berpikir dan bertindak sesuai kenginan sendiri. Semua dikendalikan makhluk mengerikan tadi. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Rachmad, beberapa ustaz juga melihat Titik berada di bawah pengaruh jin. Tidak hanya satu, melainkan beberapa. Satu di antaranya bahkan sudah menganggap Titik sebagai istrinya dan tidak rela gadis ini dicintai serta dimiliki orang lain. Karena itulah mereka menyarankan Titik harus di-ruqyah. Kata Yudi, ada teman kuliah Titik yang direktur di sebuah BUMN. Dia seorang duda muda. Masih 39 tahun. Istrinya meninggal karena kecelakaan. Belum punya anak. “Dia mengejar-ngejar Titik, tapi tidak digapai.” Orang tersebut bahkan pernah nekat melamar Titik ke rumah bersama kedua orang tuanya. “Tahu tanggapan Titik? Dia mengaku sudah menikah. Tentu saja kami sebagai orang tuanya kaget,” kata Yudi. Mendengar jawaban Titik, keluarga direktur tadi mundur teratur. Dari gesture mereka, Yudi yakin bahwa keluarga ini, sekaligus direktur tadi, menganggap Titik sudah tidak waras. Yudi sempat naik pitam kepada Titik. Dia menganggap anaknya itu sengaja mempermainkan tamu. Titik hanya diam. Dia dengarkan kemarahan ayahnya mengalir tanpa balas. Baru setelah Yudi lelah menceramahi anaknya itu, Titik tanpa permisi klunyur-klunyur pergi. Masuk kamar dan menguncinya dari dalam. Yudi tidak habis pikir dan pusing, memegangi dahi.  Tubuhnya lemas. (bersambung)  

Sumber: