Mundurnya Siswa Sekolah Kebangsaan, Kasatpol PP: Jangan Jadikan Polemik 

Mundurnya Siswa Sekolah Kebangsaan, Kasatpol PP: Jangan Jadikan Polemik 

Siswa Sekolah Kebangsaan bersama Wali Kota Eri Cahyadi. Surabaya, memorandum.co.id - Terkait mundurnya siswa sekolah kebangsaan, Kasatpol PP Surabaya Eddy Ctistijanto memohon agar pemberitaan sudah selesai dan jangan ditambah-tambahi lagi. Dikarenakan kasihan dengan orangtua dan anak karena dicap nakal. "Saya minta tolong, sekolah kebangsaan sudah selesai. Jadi artinya jangan ditambah-tambahi kasihan orangtuanya yang sudah. Sekarang ada 52 orang yang masih di sana (selolah kebangsaan) kalau dicap nakal," kata Eddy saat dikonfirmasi, Minggu (26/2/2023). Eddy menambahkan agar jangan diberitakan bahwa anak-anak tersebut nakal. Sebab, di mata semuanya anak sama. Menurutnya, belum tentu mereka nantinya jadi pemimpin-pemimpin bangsa. Jadi dia mohon cukuplah polemik ini. "Janganlah, semuanya anak-anak sama. Saya juga anak nakal sekarang bisa jadi Kasatpol PP Surabaya. Bicara anak nakal itu masa depannya suram dan saya paling tidak suka," imbuh dia. Dikarenakan pada awal didirikan sekolah kebangsaan, masih kata Eddy,  harapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi adalah untuk menciptakan anak-anak itu cinta NKRI dan rasa nasionalisme. Dan pesertanya adalah perwakilan dari sekolah-sekolah. "Wali Kota pada saat pembukaan sekolah kebangsaan di Lanudal Juanda mengatakan, bahwa anak-anak ini bukan anak nakal dan tidak mau kalau disebut anak nakal, tapi anak yang hanya kurang sentuhan saja," imbuhnya. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bukan menyebut anak-anak nakal, tapi anak hebat Surabaya. Kalau di stigmanya seperti itu, kasihan orangtua dan anaknya. Mereka saat ini di Sekolah Kebangsaan sudah enak, bahagia, dan sudah bisa mengikuti semua materi yang diberikan. "Jadi Saya minta tolong, jangan dijadikan polemik ini karena biar anak-anak bisa menjadi anak yang berhasil nantinya," tandas Eddy. Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah resmi membuka Sekolah Kebangsaan di Lanudal Juanda, pada Rabu (22/2/2023) lalu. Dibukanya sekolah tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi ingin, karakter anak-anak di Surabaya terbentuk sejak dini. Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan, anak-anak yang masuk di dalam sekolah kebangsaan bukanlah anak nakal atau yang terjaring razia. "Setiap anak harus memiliki ideologi Pancasila, kalau sudah cinta bangsanya, mereka akan mengerti Pancasila. Kalau sudah mengerti Pancasila, maka akan mengerti guyub rukun, dan gotong royong, serta tolong menolong,” tegas Wali Kota Eri Cahyadi kepada wartawan.  (rio)

Sumber: