Dispusip Kenalkan Sejarah Kota Surabaya dengan Karya Foto

Dispusip Kenalkan Sejarah Kota Surabaya dengan Karya Foto

Surabaya, memorandum.co.id - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Surabaya menggelar workshop bagi 20 pelajar SMP di Surabaya di Convention Hall Siola. Mereka diajak untuk lebih mengenal budaya dan sejarah Kota Surabaya melalui karya fotografi. Terlihat 20 siswa, baik laki maupun perampuan mendengarkan pemberi materi dengan seksama Kukuh Yudha Karnanta (FIB Unair) tentang pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal Surabaya, cagar budaya Kota Surabaya. Para pelajar yang mengikuti workshop merupakan peserta terbaik lomba foto Surabaya Keren 2022. Mereka merupakan angkatan pertama pejuang arsip Kota Surabaya. Kemudian dilanjutkan pemateri Mamuk Ismuntoro (Founder Matanesia/) tentang materi teori, teknik dan praktek fotografi, teknik penulisan (deskripsi). Kedua materi tersebut sangat penting sebagai bekal para siswa sebelum terjun ke lapangan. Tidak hanya diberikan materi saja, para peserta juga diajak praktek langsung ke lapangan untuk memotret menggunakan kamera HP dan kamera DLSR miliknya sendiri. Sasaran foto mereka di sekitar gedung Siola, seperti objek air mancur yang berada di depan museum, kereta api, suasana Sentra UMKM dan kafe serta pelayanan dokumen di pelayanan publik. Setelah itu, hasil foto para peserta akan dievaluasi oleh pemberi materi agar paham bagaimana foto yang baik dan caption foto, sehingga foto bisa berbicara. Tujuan kegiatan pelatihan fotografi kali ini secara umum untuk memberikan pengetahuan tentang fotografi dan menumbuh kembangkan kreativitas peserta. Antara lain mengenalkan pada generasi muda tentang sejarah, bangunan, keberagamaan sosial budaya, pembangunan, dan keberagaman kegiatan ekonomi warga Surabaya, menanamkan gerakan cinta dan bangga Surabaya.  Menambah khazanah kearsipan kota dari masa ke masa, membangun partisipasi warga Surabaya dalam memori kolektif bangsa. Setelah adanya pelatihan akan dilanjutkan pada tahap kedua kegiatan praktik yang akan  dilaksanakan setiap minggu dengan bimbingan dan arahan dari pembimbing yang yangmumpuni dibidang fotografi. Jadi, setelah peserta mendapatkan bekal materi di pelatihan tahap pertama, selanjutnya di bulan Maret akan dilanjutkan kegiatan praktik secara langsung di berbagai lokasi yang sudah ditentukan berdasarkan thema, dan didampingi langsung oleh pembimbing. Tahap ketiga praktik secara mandiri oleh peserta pelatihan fotografi dengan tema-tema yang akan ditentukan. Kadispusip Kota Surabaya, Mia Santi Dewi mengatakan para pelajar yang ikut workshop merupakan para pemenang dari lomba foto yang diadakan oleh dispusip di media sosial. Dispusip kemudian menindaklanjuti dengan mengenalkan para siswa sejak dini terkait sejarah Kota Surabaya melalui workshop ini. Para siswa ini akan dijadikan pejuang arsip Kota Surabaya yang dinilai mempunyai banyak tempat-tempat, bangunan, dan budaya bernilai sejarah tinggi. Dengan begitu, mereka mempunyai ketertarikan belajar sejarah Kota Pahlawan ini. Selain itu, ketika diajak ngobrol terkait sejarah, budaya, bangunan Kota Surabaya tahu dan bisa menjelaskan kepada teman-teman atau bahkan kepada semua kalangan. "Goalnya kami ingin mengenalkan sejarah kepada adik-adik generasi mudah ini supaya image kalau ngomong arsip, sejarah bahwa arsip terkesan kertas kuno, coretan, foto-foto yang sudah diedit, sehingga tidak tertarik untuk mendalami (menengok) arsip itu sendiri," kata Mia. Untuk itu, untuk menarik minat para pelajar ini, Dispusip Kota Surabaya membuat lomba-lomba photografi dengan objek tempat-tempat yang memiliki sejarah melalui media sosial Dispusip Kota Surabaya. "Kemudian kita ada vlog  untuk mengesplore hasil foto-foto lomba meraka. Selesai lomba dan ada pemenang, what next," jelas Mia. Selanjutnya, Dispusip membuat workshop ini dengan ikuti 20 pemenang lomba. Sebanarnya yang diinginkan semua kalangan, tapi akan dilakukan bertahap untuk mendalami sejauh mana hasil dari kegiatan ini. Kemudian para siswa dibekali materi yang disampaikan terkait pengetahuan tentang arti dan pentingnya sejarah, bangunan bersejarah, dll., yang berkaitan dengan budaya serta bangunan yang berkaitan dengan sejarah Kota Surabaya. Yang kedua yang diajarkan dalam workdshop ini adalah footograpi, yang bekerja sama dengan komunitas photograpi yang dengan senang hati memberikan teknik cara mengambil angel foto yang baik, sehingga pengambilan fotonya bisa bercerita tentang sejarah Kota Surabaya. "Kami berharap, peserta anak-anak SMP ini, yang memang seharusnya mengenalkan sejak dini agar mereka cinta terhadap budaya dan sejarah kita. Selain itu dengan anak-anak ini dengan mudah menyebar luaskan ke teman-temannya. Itu tujuannya dan semakin ke depan cinta, paham arti sejarah," harapnya. Pihaknya memang ke depan berencana akan memfasilitasi semua warga Surabaya untuk ikut dalam kegiatan ini dari berbagai kalangan. Tapi ini merupakan langkah pertama yang dicoba. Selanjutnya, hasil dari foto-foto peserta workshop ini akan dilihat dan akan dibuatkan pameran di Balai Pemuda dan di Alun Alun Surabaya agar mereka bisa lebih bersemangat bahwa hasil karyanya dipamerkan, sehingga orang lain bisa melihat. (rio)

Sumber: