Ikan Mabuk di Kali Jagir itu Pertanda Buruk

Ikan Mabuk di Kali Jagir itu Pertanda Buruk

Surabaya, memorandum.co.id - Sungai-sungai di Surabaya memang menyimpan sederet bahaya. Kali Jagir dan Kali Suroboyo memiliki arus yang kuat dan deras. Kasus orang hilang di sungai meninggalkan cerita pilu. Begitu juga Sungai Jagir. Tampak tenang namun menghanyutkan, itulah yang perlu dicatat masyarakat. Apalagi sungai itu merupakan pecahan dari Sungai Brantas. Terkadang menceburkan diri ke kali itu sesuatu yang sangat menggoda. Sudah banyak kejadian orang tenggelam di sana. Entah sengaja atau tidak. Namun tidak sedikit yang percaya jika kematian secara tragis menyisihkan sederet cerita misteri. Kenapa demikian? Tidak jarang warga khusunya sekitar bantaran sungai mempercayai jika hilagnya nyawa seseorang di sungai tersebut berkaitan dengan hal hal gaib. Seperti Rusdi., warga Jagir Wonokromo Wetan Pintu Air itu menyebut jika orang yang tenggelam karena faktor ceroboh korbannya. Ada kaitannya dengan mahluk tak kasap mata. "Selain sembrono, orang yang ternggelam itu karena ditarik ke dalam air oleh mahluk gaib," kata pria yang punya warung di seberang sungai Jagir tersebut. Ia menceritakan sederet orang tenggelam yang belakangan terjadi. Seperti di sungai Ngagel beberapa waktu lalu ada orang tenggelam yang diduga sedang mencari kerang dalam kondisi terpengaruh minuman beralkohol. "Ini kan karena kecerobohan korban sendiri. Kondisi itu justru memancing tangan jail mahluk gaib," ungapnya. Apalagi warga sekitar di Sungai Jagir khususnya, kerap kali melihat penampakan buaya putih. Memang buaya tersebut menyerupai buaya umumnya. Namun bagi orang awam itu seperti buaya biasa. Namun bagi kepercayaan orang sekitar buaya putih itu adalah buaya jadi jadian. "Sering nampak buaya putih itu, ada yang bilang buaya putih itu yang jaga Rolak Jagir," ungkapnya. Selain buaya putih, kepercayaan warga sekitar ada juga ular jadi jadian. Dimana ular tersebut bertubuh besar dan kerap naik ke permukaan. "Kalau ular itu memang ada. Bukan ular biasa, tapi ular jadi jadian. Itu ukuran ularnya sebetis orang dewasa," ujarnya. Bahkan menurut dia ada kejadian yang diluar nalar. Dimana ada pengguna jalan yang melintas saat itu menemukan sesosok ular. Oleh orang tersebut ualar sejenis piton itu ditangkap dan dibawa pulang. "Entah digunakan untuk apa saya kurang tahu. Namun ada yang menyarankan agar ular tersebut dikembalikan ke tempat mula. Karena itu bukan sembarang ular," jelas Rusdi. Seketika mengembalikan dan melepas ular itu di lokasi taman taman seberang lapangan futsal Mangga Dua. Orang terabut tiba-tiba saja mengikuti ular tersebut dan menceburkan diri. "Bahkan sampai sekarang jenazahnya belum ditemukan. Sudah dicari cari dan disisr sungai itu oleh petugas tapi tidak ditemukan jenazahnya. Mungkin ini balak dari kejadian orang membawa pulang ular itu," ujarnya. Percaya tidak percaya namun kejadian ini nyata adanya. Warga juga meyakini jika ada fenomena ular mabuk yang kerap jadi buruan masyarakat di sungai Jagir maupun Ngagel ini merupakan suatu tanda buruk. Kenapa demikian? Dari bebeberapa peristiwa orang tenggelan terjadi, dua hari sebelum kajadian pasti ada ikan mabuk. Atau warga menyebutnya ikan munggut (naik ke permukanan air). "Bahkan warga yang sudah tahu tidak berani cari ikan di sisi timur Rolak Jagir. Ini sudah beberapa kali terjadi. Seriap ada ikan munggut, pasti dua hari kemudian ada orang yang tewas tenggelam," paparnya. Hal demikian juga disampaikan Nanang warga setempat. Namun dari sederet daftar orang yang tenggelam rata rata warga luar atau bukan warga Jagir. "Rata rata itu orang kampung luar," jelas Nanang dibarengi perkataan Rusdi. Lebih lanjut Rusdi menambahkan, dulu setiap ada orang yang tenggelam, jika pencarian manual tidak bisa mengatasi. Pasti orang orang memanggil Mbah Kalap. Siapa Mbah Kalap itu. Mbah Kalap merupakan sapaan akrab pria paruh baya yang tinggal di sekitar sungai Rolak Jagir. Beliau memiliki kelebihan tidak seperti orang awam. Bisa disebut paranormal atao orang pintar. "Mbah Kalap kalau nyari orang tenggelam, nggak pakai lama, langsung ketemu. Sedangkan kalau pakai pencarain manual atau petugas terkait pasti ketemu jenazahnya keesokan harinya. Atau pendak ketemu pendak. Itu pasti. Dari beberapa kejadian jenazahnya tidak bisa langsung ketemu, keesokan harinya di jam yang sama jenazahnya akan muncul sendiri. Kami tahu bahwa itu adalah karena mahluk gaib (kalap)," jelasnya. Untuk mengantisipasi adanya kejadian serupa orang tenggelam, warga sekitar sudah sering kali memberikan imbuan kepada masyarakat yang datang ke sungai Rolak Jagir untuk berhati hati. "Karena di sini bahaya. Di lihat airnya seperti tenang. Padahal di dalamnya sagat bahaya. Kita sering mencegah anak anak kecil agar tidak main di sungai ini," pungkasnya. (alf

Sumber: