Wujudkan Blue Economy, Gubernur Jatim Ajak Masyarakat Budidayakan Mangrove
Surabaya, memorandum.co.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat untuk membudidayakan mangrove sebagai upaya mewujudkan program blue economy. Menurutnya, mangrove memiliki nilai tambah yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat ketika ada penguatan kreativitas dan inovasi. “Ayo sama-sama kita nandur mangrove, ini karena seiring dengan proses mewujudkan blue economy yang tidak sekedar ramah lingkungan tapi juga melaksanakan proses pembangunan yang tidak menimbulkan limbah,” ajak Khofifah, Ahad (19/2). Gubernur Khofifah mengatakan, luas kawasan mangrove di Jawa Timur sebanyak 1.800 hektare. Setiap 1 hektare terdapat 3.300 tanaman mangrove, sehingga totalnya sekitar 7 juta pohon mangrove. “Angka ini setara dengan 48 persen hutan mangrove yang ada di Pulau Jawa,” paparnya. Khofifah bahkan menyempatkan untuk melakukan peninjauan secara langsung budidaya tanaman mangrove di Kabupaten Trenggalek. Tepatnya di Hutan Mangrove Pancer Cengkrong. Dalam kegiatan peninjauan ini, sebelum menuju ke Hutan Mangrove Pancer Cengkrong, Khofifah meninjau budidaya lobster dan budidaya terumbu karang di Pantai Mutiara Trenggalek dengan menaiki perahu. “Di sini hilirisasinya tadi saya tanya sudah ada produk seperti sirup dan kue-kue, sehingga sisi ekonominya bisa dirasakan. Sedangkan sisi ekologi sudah pasti itu akan terbangun ekosistem daya dukung alam, dan daya dukung lingkungan. Yaitu menanam mangrove, karena dengan menanam mangrove itu bagian dari sedekah oksigen,” jelas Khofifah. Pada Maret nanti, Pemprov Jatim akan menyelenggarakan Festival Mangrove di empat titik Kabupaten Trenggalek. “Hampir tiap bulan saya selalu menanam mangrove bersama. Nah, karena kita merasa bahwa penanaman-penanaman pemeliharaan sudah kita lakukan dengan sinergitas yang cukup bagus, maka kita memulailah Festival Mangrove,” ungkap dia. Khofifah menuturkan, Festival Mangrove itu berisi kegiatan budidaya di kawasan mangrove seperti menanam dan menyemai benih. “Terutama kepiting, ikan dan, hilirisasi dari produk mangrove. Hilirisasinya sangat banyak. InsyaAllah nanti kawan-kawan boleh melihat ada salah satu gift dari G20 yakni batik yang bahan warnanya dari mangrove,” tuturnya. Sebagaimana diketahui, di Kabupaten Trenggalek terdapat pembangunan biota laut seperti under water re stocking, replantasi terumbu karang, dan rumah-rumah ikan. Khofifah menilai, hal tersebut merupakan ekosistem tata ruang laut yang sedang dicoba bangun prototype-nya di rangkaian Pantai Mutiara dan Prigi. “Ini akan menjadi salah satu referensi tata ruang biota laut yang dilakukan Pemkab Trenggalek bersama Pemprov Jatim, dan tentunya juga dengan pokmas-pokmas yang ada di sini,” tandasnya. (bin)
Sumber: