Jelang Perayaan Valentine Day, Kondom dan Cokelat Laris, Hotel Penuh

Jelang Perayaan Valentine Day, Kondom dan Cokelat Laris, Hotel Penuh

Ilustrasi Surabaya, memorandum.co.id - Pro dan kontra masih mewarnai perayaan Hari Kasih Sayang atau lebih dikenal dengan sebutan Valentine Day. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas pendidikan (Disdik) dengan tegas melarang kegiatan Valentine Day di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan. Ela, siswi SMK swasta mengatakan, biasanya ia merayakan Hari Kasih Sayang atau Valentine Day dengan pacar. Perayaan yang ia lakukan tidak terlalu mewah. “Biasanya dirayakan dengan pacar, ngasih bunga dan cokelat,” ungkap pelajar berambut panjang ini. Valentine Day biasanya identik dengan pesta narkoba dan seks. Terkait hal itu, Ela mengaku tidak setuju. Kata dia, sebagai seorang pelajar, merayakan Valentine Day sewajarnya saja. “Jangan sampai ikut-ikutan trend sampai check in di hotel. Sebagai pelajar tugas kita adalah belajar dan belajar itu yang paling penting,” ungkapnya. Di bagian lain, Laura rekan Ela mengaku ikut merayakan Valentine Day. Namun, dia tidak merayakan dengan pacarnya tetapi dengan keluarganya. "Merayakan tidak apa-apa, tidak juga nggak apa-apa. Menurut saya tidak terlalu penting," jelasnya. Di bagian lain, jelang perayaan Valentine Day, penjualan kondom dan cokelat meningkat. Seperti mini market di kawasan Wiyung. Menurut Ana pegawai setempat, paling banyak cokelat dibeli oleh anak-anak sekolah. “Apalagi saat ini ada promosi satu gratis satu,” ungkap Ana. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Yudi, pegawai mini market kawasan Ketintang. Penjualan cokelat menunjukkan trend naik. Jika hari-hari biasa hanya sekitar 10-20 batang, jelang Valentine Day meningkat tajam menjadi 50-70 batang cokelat. Biasanya, kata Yudi, para pembeli adalah pelajar SMP dan SMA. “Untuk mahasiswa juga ada. Tapi didominasi oleh pelajar SMP dan SMA,” bebernya. Lalu bagaimana dengan penjualan kondom? “Kalau penjualan kondom di mini market kami relatif stabil ya. Baik itu hari biasa atau menjelang Valentine Day. Sehari paling terjual dua sampai empat pieces,” urainya. Lain lagi dengan mini market di kawasan Surabaya Timur. Andi, salah pegawai mini market setempat menyebut, dua hari belakangan, trend penjualan kondom meningkat. “Biasanya 4 pieces sehari. Dalam dua hari terakhir sampai 12 sampai 20 pieces,” ungkapnya. Namun, Andi tidak bisa memastikan apakah digunakan untuk perayaan Valentine Day. Lalu bagaimana dengan hotel dan motel? Jelang Valentine Day tahun ini, justru okupansi hotel kelas melati di Surabaya mengalami penurunan. Seperti yang diungkapkan Ahmad. Front Office hotel kawasan Jalan A Yani ini menyebut, kamar hanya terisi tiga tadi malam. “Masih banyak yang kosong. Saat ini setiap kamar harganya Rp 200 ribu. Masih banyak yang belum terisi,” urainya. Ahmad juga tidak tahu kenapa tahun ini kamar-kamar di hotelnya tidak terisi penuh jelang Valentine Day. “Mungkin ada kabar razia yang membuat takut yang mau menginap,” jelasnya. Sementara itu, hotel kawasan Ketintang 80 persen kamar terisi jelang malam Valentine Day. Steven front office setempat menyebut, pihaknya menawarkan harga kamar spesial di Valentine Day. “Kalau untuk besok (hari ini) sudah dibooking 15 kamar dari sekitar 40-an kamar,” ungkapnya.(rio/ono)

Sumber: