Cintanya Berkobar dan Padam di Tanah Rencong, Aceh (2)

Cintanya Berkobar dan Padam di Tanah Rencong, Aceh (2)

Musibah pun tiba! Andung dilamar seorang pria yang sudah sangat dia kenal. Namanya Karman. Kata orang-orang tua, sebenarnya mereka sudah dijodohkan sejak kecil. Hanya Andung saja yang cuek, tidak paham. Mendengar penuturan ibunya saat memberi tahu tentang lamaran itu, Andung merasakan dunia ini gelap.Kepalaku pening. Dia berteriak sekencang-kencangnya menolak lamaran itu. Disampaikan pula bahwa dia memiliki kekasih pujaan hati, Andi. Mendengar pengakuan itu, giliran ibunya yang shock dan jatuh tersungkur kelantai. Andung tidak menduga kalau sikapnya yang egois itu akan membuat ibunya shock. Dia baru tahu bahwa yang menyebabkan ibunya shock adalah karena beliau sudah menerima secara resmi lamaran dari orang tua Karman. Hati Andung sedih saat itu. Dia rasakan dunia begitu kelabu. Seperti menelan buah simalakama, seperti orang yang paranoid, tidak tahu harus ikut kata orang tua atau lari bersama kekasihku, Andi. Dengan berat hati dan penuh kesedihan akhirnya Andung memutuskan menerima lamaran Karman untuk jadi istrinya dan dia jadikan malam terakhir perjumpaan dengan Andi di rumah sebagai ajang meluapkan kesedihan. Meski mereka saling mencintai, tapi mau tidak mau Andi harus merelakan Andung menikah dengan Karman. Apalagi, Andi sendiri mengakui bahwa dia belum siap membina rumah tangga saat itu. Pada 9 September 2005 akhirnya pernikahan digelar. Andung merasa pernikahan itu begitu menyesakkan dada. Air mata tumpah di malam resepsi pernikahan itu. Di tengah senyuman orang-orang yang hadir pada acara itu, mungkin Andunglah yang paling tersiksa. Karena harus melepaskan masa remajanya dan menikah dengan lelaki yang tidak pernah dicintai. Dan yang paling membuat Andung tidak bisa menahan air mata, mantan kekasihku, Andi, hadir juga pada resepsi pernikahan tersebut. Ya Allah, mengapa semua ini harus terjadi? “Ya Allah… mengapa aku yang harus jadi korban dari semua ini?” batin Andung. Waktu terus berputar dan malam pun semakin merayap. Hingga usailah acara resepsi pernikahan. Satu per satu para undangan pamit pulang hingga sepilah rumah. Saat masuk ke dalam kamar, Andung Karman di dalam. Sebagai istri yang terpaksa menikah dengan Karman, Andung tak enak langsung membaringkan tubuh setelah sebelumnya menghapus make up pengantin dan melepaskan gaun pengantin. Tapi, dia bahkan tidak tahu ke mana suaminya saat nya Lepas tengah malam, tiba-tiba Andung tersentak tatkala melihat ada sosok hitam yang berdiri di samping ranjang. Bersamaan dengan itu jam dinding berdentang. Dua kali. Dadanya berdegup kencang. Mata yang semula terpejam dibuka perlaha-lahan sambil berdoa. Doa apa saja yang dia hafal.Termasuk doa hendak makan. (jos, bersambung)  

Sumber: