Wanita Simogunung yang Dibunuh, Pernah 5 Kali Jadi Korban Perampasan
Surabaya, memorandum.co.id - Kematian Pasri secara tragis di kamar kontrakan Jalan Simogunung Barat Tol Gang 2 A nomor 67, Kamis (2/2/2023) sore masih jadi misteri. Wanita paruh baya berusia 51 itu ditemukan tewas dengan leher tergorok nyaris putus dan setengah telanjang. Duka mendalam masih sangat terasa, Suharsono (53) suami korban mengaku sangat terkejut dengan kematian istrinya secara mendadak. Ia mengaku tidak ada firasat sebelum korban meninggal. "Gak ada, makanya saya gak nyangka. Terkejut, kok tega teganya dengan kejam. Seumpama motif perampokan kenapa istri saya. Kan banyak yang kaya, harta benda mewah. Loh kenapa kalau motif perampokan," ungkapnya. Sementara terungkap fakta mengagetkan di balik peristiwa yang menimpa ibu dua anak itu. Sejumlah tetangga menyebutkan bahwa kejadian kriminalitas yang dialami oleh Pasri hingga kali ini nyawanya melayang, bukan insiden pertama. Insiden kejahatan sadis pada sore kelabu itu, ternyata merupakan insiden kelima yang dialami Pasri. Empat insiden kejahatan lain yang pernah dialaminya, terjadi pada kurun waktu tahun 2020 hingga 2021. Tetangga korban Roro Ayu mengatakan, korban beberapa kali menceritakan pengalamannya menjadi sasaran kejahatan, saat sedang berbincang dengan para ibu-ibu sekitar rumah. Seingat perempuan berkerudung itu, korban pernah menjadi korban penjambret kalung dan gelang dalam dua peristiwa berbeda, pada tahun 2020 silam. Salah satu peristiwa tersebut, dialami oleh korban saat sedang menyapu halaman teras depan yang berbatasan langsung dengan kawasan jalan gang tersebut. Akibatnya, tubuh korban sempat terjatuh. Karena pelaku yang berjumlah dua orang berboncengan motor, sempat mendorong korban hingga tersungkur. "Ya sekitar tahun 2020 sampai tahun 2021. Kejadian pertama kasus dijambret saat nyapu di depan, gelangnya dirampas. Kejadian kedua, ya dijambret gelangnya dijambret," ujarnya. Kemudian, dua kejadian lainnya, lanjut Roro Ayu, rumah korban Pasri pernah diobok-obok maling saat dirinya sedang di dalam. Insiden dugaan perampokan tersebut, sempat dialami oleh Pasri, seorang diri, di rumah, saat sang suami; Suharsono dan anak-anaknya berangkat bekerja. "Lalu, ada kejadian lagi rumah dimasuki orang gak dikenal, ya hilang uangnya. Kejadian dimasukin orang, sudah dua kali," jelasnya. Bahkan, ungkap Roro Ayu, saking seringnya menjadi sasaran pelaku kejahatan. Korban mengaku kepada para warga, saat membagi ceriakan tersebut disela obrolan warga, hafal dengan wajah kedua pelaku. "Ibu ini sebenarnya sudah tahu wajah pelakunya, ya perkiraan usainya masih muda. Karena sering jadi sasaran ya ingat. Dia sering cerita ke kami ibu-ibu kalau ketemu, cerita," terangnya. Tak hanya menghafal wajah. Roro Ayu menambahkan, korban menyadari di mana lokasi nongkrong para pelaku sebelum menjalankan aksinya. "Dia cerita pelakunya sering nongkrong di depan gang. Dan di belakang gang," pungkasnya. Hal senada juga diungkap tetangga sebelah kiri rumah korban, Cipto. Bahwa, beberapa tahun lalu, korban memang kerap menjadi sasaran kejahatan penjambretan. "Walah, wong sampai tibo ngunu lho nag ngarep (sampai jatuh orangnya di depan)," ujar Cipto. Sementara diketahui korban tewas dibunuh dengan kondisi leher tergorok nyaris putus, setengah telanjang dan luka lebam pada bagian mata korban. Temuan tersebut didasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) termasuk visum luar terhadap kondisi korban di lokasi, yang dilakukan oleh Tim Inafis Polrestabes Surabaya dan Tim Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya. Mengenai kronologi penemuan mayat ibu dua anak itu, pertama kali. Sang suami Suharsono sepulang bekerja sebagai satpam perumahan dan ruko, merupakan sosok pertama kali yang mendapati kondisi sang istri, sekitar pukul 15.30 WIB. (alf)
Sumber: