Setubuhi Anak Tiri, Warga Nganjuk Dibui

Setubuhi Anak Tiri, Warga Nganjuk Dibui

Kediri, memorandum.co.id - Petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Kediri berhasil mengamankan seorang pria berinisial IS (55) asal Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. Dia ditangkap petugas Unit PPA Satreskrim Polres Kediri karena diduga melakukan persetubuhan atau pencabulan terhadap anak tirinya,  Mawar  (17), bukan nama sebenarnya. Kasatreskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha Putra saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, tersangka menjalankan aksinya pada 2019 sebanyak satu kali  dan 2020 sebanyak satu kali.  Pencabulan dilakukan di salah satu desa di Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri. Peristiwa  terjadi pada Mei 2020, tepatnya malam hari, korban sedang tertidur di dalam kamar dengan keadaan tertutup."Dari situ  tersangka langsung datang dan membuka pintu kamar korban," jelasnya, Senin (16/1/2023). Rizkika menuturkan, kedatangan tersangka itu ternyata membuat korban menjadi terbangun dari tidurnya. Namun demikian, IS justru memberikan kode kepada Mawar agar diam dan tidak berisik. Tak hanya itu, IS juga hendak menjalankan aksinya dengan berusaha melepas pakaiannya, tetapi korban langsung memberontak. "Tersangka memakai sarung itu langsung menjalankan aksi persetubuhan terhadap korban dengan cara memaksa," bebernya. Kejadian tersebut, lanjut Rizkika, akhirnya oleh FP (40), ibu korban,  dilaporkan langsung ke Polres Kediri. Menindaklanjuti laporan itu, petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Kediri melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan kepada saksi-saksi maupun korban. "Tersangka berhasil diamankan anggota saat berada di rumahnya Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk pada Jumat (13/1/2023)," ungkapnya. Kepada petugas, tersangka memberikan keterangan bahwa dia mengakui perbuatannya. Selain itu, korban diketahui merupakan anak tiri dari  tersangka, namun demikian untuk saat ini sudah pisah. Terkait motifnya ini karena tersangka bernafsu terhadap korban. "Atas perbuatannya tersangka dijerat pasal, pasal 81 ayat (1) jo pasal 76D Jo pasal 81 ayat (2) Jo pasal 81 ayat (3) subs pasal 82 ayat (1) jo pasal 76E Jo pasal 82 ayat (2) UU RI no. 17 tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang no. 1 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang," tandas kasatreskrim. (mon)

Sumber: