Imlek Tanpa PPKM, Perajin Lampion Banjir Pesanan

Imlek Tanpa PPKM, Perajin Lampion Banjir Pesanan

Malang, memorandum.co.id - Pascapencabutan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh pemerintah, berdampak kepada para pekerja dan pelaku industri kecil semakin bergairah dan produktif. Salah satunya, perajin lampion diĀ  Jalan Juanda, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Orderan kembali ramai, setelah selama 2 tahun lebih sepi akibat PPKM. "Alhamdulillah, mulai tahun ini agak naik, dibanding tahun lalu. Kenaikan mungkin kisaran 30-40 persen," terang Ahmad Syamsuddin, perajin lampion, Kamis (12/1/2023). Permintaan itu, lanjut Ahmad, mulai terasa sejak dua bulan jelang Imlek. Tak hanya dari Malang Raya, namun juga dari Italia, Eropa. Ia mengaku, harga jual bervariasi. Mulai Rp 25 ribu hingga Rp 5 Juta "Harga variasi. Biasanya pesan dua bulan sebelum Imlek. Harga satuannya 90 ribu, dengan jumlah pesanan hingga ribuan buah lampion," lanjutnya. Ia mengungkapkan, meski permintaan cenderung meningkat, namun tidak seramai sebelum saat pandemi. Bahkan hingga sampai puluhan ribu pesanan sampai kuwalahan. "Kalau sekarang hanya beberapa ribu saja. Ya syukurlah, kalau dulu bahkan sampai emoh emoh. Saking buanyaknya," pungkasnya. Tahun ini, kata dia, perayaan Imlek bertepatan dengan tahun Shio kelinci. Kelinci dianggap membawa pertanda baik dan keberuntungan dalam hidup. Meski bahan bahan semua naik sampai 20 persen, namun Ahmad, masih dapat menghidupi 17 pekerja lampion lainnya. Ia berharap, bisa semakin meningkat. (edr)

Sumber: